Paus Fransiskus akan ke Korea Utara Jika Diundang

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Paus Fransiskus bersedia ke Korea Utara jika diundang

ADVERTISEMENTS

VATICAN CITY – Paus Fransiskus dilaporkan telah meminta undangan kunjungan dari Korea Utara (Korut). Ia mengakui akan ke negara yang terisolasi tersebut jika diundang.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

“Saya akan pergi ke sana segera setelah mereka mengundang saya. Saya mengatakan mereka harus mengundang saya. Saya tidak akan menolak,” kata Paus dalam laporan media Korea, KBS, dikutip Reuters, Jumat (28/8/2022).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Kunjungan tersebut akan menjadi yang pertama oleh seorang paus ke negara tertutup itu. Pyongyang  tidak mengizinkan para imam ditempatkan secara permanen di negaranya. Sedikit sekali yang diketahui tentang berapa banyak warganya yang beragama Katolik, atau bagaimana mereka mempraktekkan iman mereka.

ADVERTISEMENTS

Mantan presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in, yang beragama Katolik, telah mendesak Paus Fransiskus untuk mengunjungi Korut. Ia mengatakan kunjungan kepausan ke Pyongyang akan membantu membangun perdamaian di semenanjung Korea.

ADVERTISEMENTS

Ketika dia bertemu dengan paus pada 2018, Moon menyampaikan undangan lisan kepada Paus Fransiskus dari pemimpin Korut Kim Jong-un. Namun Vatikan masih menunggu undangan tertulis.

ADVERTISEMENTS

Pada saat itu, para pejabat Vatikan mengatakan paus dapat mempertimbangkan perjalanan semacam itu dalam kondisi tertentu jika itu dapat membantu penyebab perdamaian. Seperti kiat ketahui, Paus Fransiskus telah mengajukan banyak permohonan untuk pemulihan hubungan antara kedua Korea.

ADVETISEMENTS

Tahun lalu, Moon kembali bertemu dengan paus dan memberinya salib yang terbuat dari kawat berduri dari zona demiliterisasi yang memisahkan kedua belah pihak. Dia kembali mendesak paus untuk mengunjungi Korut.

Konstitusi Korut menjamin kebebasan beragama selama tidak merusak negara. Namun di luar beberapa tempat ibadah yang dikendalikan negara, termasuk gereja Katolik di ibu kota, Pyongyang, tidak ada kegiatan keagamaan terbuka yang diizinkan dan pihak berwenang telah berulang kali memenjarakan misionaris asing.


sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version