Jumat, 24/05/2024 - 08:35 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Kenaikan Harga Komoditas Pangkas Laba INDF dan ICBP

Marjin laba usaha INDF turun 16 persen sementara laba bersih turun 5 persen

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 JAKARTA — PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 12 persen pada semester pertama 2022 menjadi Rp 52,79 triliun dibandingkan Rp 47,29 triliun di periode yang sama tahun lalu.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Meski pendapatan meningkat, laba bersih INDF tergerus karena terimbas kenaikan harga komoditas. Laba bersih INDF pada paruh pertama 2022 tercatat Rp 2,9 triliun, turun 16 persen dari Rp 3,43 triliun pada periode yang sama tahun lalu.


Secara lebih rinci, laba usaha INDF naik 4 persen menjadi Rp 8,83 triliun dari Rp 8,49 triliun. Marjin laba usaha turun menjadi 16,7 persen dari 17,9 persen. Marjin laba bersih juga turun menjadi 5,5 persen dari 7,3 persen.


Laba inti INDF pada dasarnya mengalami kenaikan 2 persen secara tahunan menjadi Rp 4 triliun jika tanpa memperhitungkan non-recurring items dan selisih kurs. Direktur Utama & CEO INDF Anthoni Salim melihat ketidakpastian kondisi global dan volatillitas harga komoditas masih berlanjut.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Kementerian BUMN Apresiasi Langkah Perumnas Bikin Apartemen Modern di Jakbar


“Kami akan terus memantau perkembangan situasi global dan fokus pada daya saing biaya serta menjaga keseimbangan antara pasar dan profitabilitas di pasar dalam maupun luar negeri,” ujar Anthoni dalam keterangan resmi, Rabu (31/8).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Di sisi lain, kondisi serupa juga dialami PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Meski terjadi kenaikan penjualan, laba bersih ICBP terpangkas cukup dalam pada sepanjang enam bulan pertama tahun ini.


Perseroan membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 16 persen menjadi Rp 32,59 triliun, dibandingkan Rp 28,2 triliun pada periode yang sama tahun lalu. ICBP membukukan marjin laba usaha yang sehat sebesar 18 persen.

ADVERTISEMENTS


Namun, seiring dengan kenaikan berbagai harga komoditas, laba usaha turun 8 persen menjadi Rp 5,88 triliun dari Rp 6,36 triliun. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sekitar 40 persen jadi Rp 1,93 triliun dari Rp 3,22 triliun.

ADVERTISEMENTS


Dengan tidak memperhitungkan non-recurring item dan selisih kurs, core profit turun 23 persen menjadi Rp 3,03 triliun dari Rp 3,95 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Anthoni yang juga merupakan Direktur Utama ICBP mengatakan, di tengah perekonomian global yang melambat, kondisi perekonomian Indonesia relatif stabil.

Berita Lainnya:
Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara


“Kami akan terus fokus pada upaya untuk mempertahankan keseimbangan antara pertumbuhan volume penjualan dan profitabilitas,” terang Anthoni.


Menurut Anthoni, ICBP telah melakukan berbagai inisiatif untuk kegiatan operasional perseroan di Indonesia maupun luar Indonesia di antaranya memperkuat kepemimpinan di pasar melalui investasi secara berkelanjutan pada merek-merek produk dan memperdalam penetrasi pasar.


“ICBP juga akan senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan manufaktur dan produksinya serta menjaga posisi keuangan yang sehat,” pungkas Anthoni.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi