UNICEF: Lebih Dari 700 Anak Somalia Meninggal di Pusat Nutrisi

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Sebagian Somalia diperkirakan dilanda kelaparan selama beberapa bulan ke depan.

ADVERTISEMENTS

 JENEWA — Dana Anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan ratusan anak meninggal dunia di pusat nutrisi di seluruh penjuru Somalia. Hal ini disampaikan satu hari setelah PBB memperingatkan sebagian Somalia mungkin akan dilanda kelaparan selama beberapa bulan ke depan.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


“Antara Januari sampai Juli tahun ini sekitar 730 anak dilaporkan meninggal dunia di pusat nutrisi dan makanan di seluruh negeri tapi jumlahnya dapat bertambah karena banyak kematian yang tidak dilaporkan,” kata perwakilan UNICEF Somalia Wafaa Saeed dalam konferensi pers, Selasa (6/9/2022).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


Kawasan Tanduk Afrika berada dalam jalur gagalnya musim hujan untuk kelima kalinya berturut-turut. Kelaparan di Somalia tahun 2011 lalu menelan lebih dari seperempat nyawa, sebagian besar anak-anak.

ADVERTISEMENTS

PBB mengatakan antara bulan Oktober sampai Desember sebagian Somalia akan dilanda kelaparan karena kekeringan semakin parah dan harga pangan dunia melonjak tajam. Kawasan Tanduk Afrika mengalami kekeringan terburuk dalam 40 tahun terakhir.

ADVERTISEMENTS


“Kelaparan di depan pintu,” kata kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB Martin Griffiths di Mogadishu, Senin (5/9/2022).

ADVERTISEMENTS


Terdapat indikasi kelaparan akan berdampak pada sebagian wilayah selatan Somalia. Tapi akan lebih buruk dibanding kelaparan tahun 2010 dan 2011 karena musim hujan gagal empat kali berturut-turut dan konflik yang sudah berlangsung selama puluhan tahun.

ADVETISEMENTS


Organisasi kemanusiaan international Rescue Committee mengatakan deklarasi kelaparan tahun 2011 terlambat dilakukan. “Masyarakat sudah sekarat, selama kelaparan terakhir di Somalia tahun 2011, setengah dari kematian terjadi sebelum kelaparan dideklarasikan,” kata ketua ICR David Miliband.


sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version