Begini Perubahan Skema SNMPTN

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Skema baru akan berfokus pada pemberian penghargaan tinggi atas pelajaran menyeluruh.

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengubah skema Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Skema baru akan berfokus pada pemberian penghargaan tinggi atas kesuksesan pembelajaran yang menyeluruh di pendidikan menengah.

ADVERTISEMENTS


“Hal ini dilakukan melalui pemberian bobot minimal 50 persen untuk nilai rata-rata rapor seluruh mata pelajaran,” jelas Mendikbudristek, Nadiem Makarim dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode ke-22, Rabu (7/9/2022).


Dia menerangkan, dengan pemberian bobot yang tinggi diharapkan peserta didik terdorong untuk berprestasi di seluruh mata pelajaran secara holistik. Sedangkan untuk pembobotan sisanya, maksimal 50 persen diambil dari komponen penggali minat dan bakat. Hal itu bertujuan agar peserta didik terdorong untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya secara lebih mendalam.


“Dengan demikian, peserta didik didorong untuk fokus pada keseluruhan pembelajaran serta menggali minat dan bakatnya sejak dini. Nantinya peserta didik diharapkan agar menyadari, semua mata pelajaran adalah penting dan agar mereka membangun prestasinya sesuai minat dan bakat,” jelas Nadiem.

ADVERTISEMENTS


Nadiem menerangkan, skema sebelumnya sangat membatasi calon mahasiswa untuk mendaftar, terutama dalam pemilian program studi. Akibatnya, peserta didik tidak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan aspirasi karirnya.

ADVERTISEMENTS


Peserta didik, kata Nadiem, hanya fokus pada mata pelajaran tertentu. Padahal, lanjut dia, peserta didik harus mengeksplorasi banyak mata pelajaran agar mendapatkan pendidikan secara holistik.


“Ini menimbulkan sistem pembelajaran yang terpecah-pecah dan tidak holistik. Padahal di masa depan, mereka membutuhkan kompetensi yang holistik dan multidisipliner,” jelas dia.

ADVERTISEMENTS


Di masa depan, Nadiem menerangkan, setiap lulusan harus menguasai beberapa bidang ilmu. Tidak ada yang bisa bertahan di dunia kerja hanya dengan menguasai satu bidang ilmu saja.

ADVERTISEMENTS


“Misal mereka yang jadi insinyur memang harus memiliki ilmu teknik. Dan itu menjadi ilmu dasar. Tapi mereka juga harus memiliki ilmu disain sebagai penunjang mereka,” jelas Nadiem.


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version