Rabu, 01/05/2024 - 12:48 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

Begini Perubahan Skema SNMPTN

ADVERTISEMENTS

Skema baru akan berfokus pada pemberian penghargaan tinggi atas pelajaran menyeluruh.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengubah skema Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Skema baru akan berfokus pada pemberian penghargaan tinggi atas kesuksesan pembelajaran yang menyeluruh di pendidikan menengah.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Hal ini dilakukan melalui pemberian bobot minimal 50 persen untuk nilai rata-rata rapor seluruh mata pelajaran,” jelas Mendikbudristek, Nadiem Makarim dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode ke-22, Rabu (7/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Dia menerangkan, dengan pemberian bobot yang tinggi diharapkan peserta didik terdorong untuk berprestasi di seluruh mata pelajaran secara holistik. Sedangkan untuk pembobotan sisanya, maksimal 50 persen diambil dari komponen penggali minat dan bakat. Hal itu bertujuan agar peserta didik terdorong untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya secara lebih mendalam.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Ferienjob tidak Masuk MBKM, Kemendikbudristek: Ada Miskonsepsi di Masyarakat


“Dengan demikian, peserta didik didorong untuk fokus pada keseluruhan pembelajaran serta menggali minat dan bakatnya sejak dini. Nantinya peserta didik diharapkan agar menyadari, semua mata pelajaran adalah penting dan agar mereka membangun prestasinya sesuai minat dan bakat,” jelas Nadiem.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Nadiem menerangkan, skema sebelumnya sangat membatasi calon mahasiswa untuk mendaftar, terutama dalam pemilian program studi. Akibatnya, peserta didik tidak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan aspirasi karirnya.


Peserta didik, kata Nadiem, hanya fokus pada mata pelajaran tertentu. Padahal, lanjut dia, peserta didik harus mengeksplorasi banyak mata pelajaran agar mendapatkan pendidikan secara holistik.

Berita Lainnya:
Penasihat Deputi Komisioner Senior Direktorat Operasional SDM OJK Raih Gelar Doktor UNS


“Ini menimbulkan sistem pembelajaran yang terpecah-pecah dan tidak holistik. Padahal di masa depan, mereka membutuhkan kompetensi yang holistik dan multidisipliner,” jelas dia.


Di masa depan, Nadiem menerangkan, setiap lulusan harus menguasai beberapa bidang ilmu. Tidak ada yang bisa bertahan di dunia kerja hanya dengan menguasai satu bidang ilmu saja.


“Misal mereka yang jadi insinyur memang harus memiliki ilmu teknik. Dan itu menjadi ilmu dasar. Tapi mereka juga harus memiliki ilmu disain sebagai penunjang mereka,” jelas Nadiem.


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi