Rabu, 08/05/2024 - 20:00 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

PM Jepang Kekeuh Gelar Pemakaman Kenegaraan Shinzo Abe

ADVERTISEMENTS

PM Jepang dikritik atas penyelenggaraan pemakaman negara Shinzo Abe.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 TOKYO — Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menerima kritikan ia tidak mengungkapkan dengan jelas mengapa ingin menggelar pemakaman kenegaraan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe yang tewas dibunuh Juli lalu. Tapi ia mempertahankan keputusan yang menurunkan angka dukungan pada pemerintahnya itu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Keputusan Kishida menggelar pemakaman kenegaraan yang dibayar negara pada 27 September mendatang memicu penolakan dari masyarakat. Terutama karena pembunuhan Abe mengungkapkan hubungan partai berkuasa dengan Gereja Unifikasi yang dikritik selama bertahun-tahun.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


“Dengan rendah hati saya menerima kritikan penjelasan saya tidak cukup,” kata Kishida pada anggota parlemen dalam merespon pertanyaan tentang masalah itu, Kamis (8/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Abe perdana menteri terlama Jepang tapi juga sosok yang kontroversial. Ia ditembak hingga tewas saat berkampanye pada 8 Juli lalu.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Tersangka pembunuhannya ditangkap di lokasi kejadian, ia mengecam Gereja Unifikasi yang ia tuduh membuat ibunya bangkrut. Ia menyalahkan Abe karena mempromosikan gereja tersebut.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Korban Tewas Banjir di Brasil Menjadi 78 Orang


Sebagian besar masyarakat menilai hubungan antara partai berkuasa, Liberal Democratic Party (LDP) dengan Gereja Unifikasi tidak dijelaskan dengan memadai. Gereja itu didirikan di Korea Selatan (Korsel) pada tahun 1950-an oleh Sun Myong Moon yang mengaku sebagai juruselamat.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


LDP mengungkapkan 179 dari 379 anggota parlemen pernah berinteraksi dengan gereja itu. Termasuk 17 anggota parlemen yang dibantu dalam pemilihan.


“Kami menanggapi temuan ini dengan sangat serius,” kata Sekretaris Jenderal LDP  Toshimitsu Motegi dalam konferensi pers.


“Mulai saat ini, kami akan menggelar langkah menyeluruh pada partai untuk memastikan tidak ada orang yang memiliki koneksi dengan Gereja Unifikasi,” tambahnya. Tapi sejumlah jajak pendapat menemukan mayoritas pemilih menilai hal itu sulit dilakukan.


Berdasarkan informasi yang terdapat dalam situs legislator dan sumber-sumber lain termasuk video yang diunggah gereja, ditemukan Abe dan 23 anggota partai faksi sayap-kanan termasuk orang-orang yang memiliki koneksi dengan gereja tersebut.

Berita Lainnya:
TV Saudi: Hamas Setuju untuk Bebaskan 33 Warga Israel yang Disandera


Motegi ditanya tentang hubungan Abe dengan gereja. Ia mengatakan terdapat keterbatasan memeriksa fakta mengenai orang yang sudah meninggal. Sementara itu di parlemen Kishida mengatakan pemakaman kenegaraan dilakukan karena kontribusi Abe pada negara dan prestasinya yang diakui di dalam maupun luar negeri.


Namun kritik dapat terus meningkat pasalnya biaya pemakaman naik menjadi 12 juta dolar AS dan tampaknya akan bertambah karena pemerintah Jepang harus menyediakan keamanan bagi perwakilan negara asing. Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris, Perdana Menteri India Narendra Modi dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese diperkirakan hadir.


“Bahkan dibandingkan dengan upacara serupa yang kami gelar di masa lalu, kami yakin estimasinya masuk akal,” kata Kishida dalam merespons pertanyaan apakah biayanya terlalu tinggi. 


sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi