Sabtu, 27/04/2024 - 02:11 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Gubernur BI: Pertumbuhan Ekonomi tidak dengan Merusak Bumi

ADVERTISEMENTS

Pertumbuhan ekonomi juga harus menjaga keberlangsungannya di masa depan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Pertumbuhan ekonomi perlu diukur dari indikator yang berbeda pada masa kini. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan, perkembangan ekonomi tidak bisa hanya diukur melalui cara umum pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) saja.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Kita harus ubah cara pengukuran perkembangan ekonomi hanya dari pertumbuhan PDB saja, kita harus mengikuti aturan yang Allah SWT, pertumbuhan ekonomi tidak dengan menghancurkan Bumi,” katanya dalam Opening Ceremony The 8th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference and Call for Papers (8-IIMEFC), Rabu (5/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Perry mengatakan, pertumbuhan ekonomi juga harus menjaga keberlangsungannya di masa depan. Perkembangan yang memikirkan dampak lingkungan serta kemaslahatan umat manusia harus menjadi inti dari pertumbuhan itu sendiri.

ADVERTISEMENTS


Menurutnya, pandemi Covid-19 telah membawa banyak pelajaran untuk mengubah fokus ekonomi global pada kebaikan universal. Maqashid syariah yang ditawarkan oleh ekonomi dan keuangan syariah dapat menjadi contoh untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Menko Luhut Nyatakan RI Siap Beri Insentif Tarik Investasi Apple


“Kita tidak bisa mencapai pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan kerusakan, lihat saat ini seluruh dunia mengalami masalah stagflasi, inflasi tinggi, 20 persen sumber daya dimonopoli,” katanya.


Maka dari itu, perlu ekonomi yang inklusif dan universal, berlaku untuk semua kalangan untuk menciptakan ekonomi berkelanjutan. Perry mengatakan, dunia tidak bisa hanya mengandalkan mekanisme pasar, sehingga perlu peran pemerintahan untuk distribusi progres.


Selama sekitar 2,5 tahun masa pandemi, seluruh dunia juga dipaksa untuk melakukan inovasi sebagai bentuk adaptasi. Menurutnya, digitalisasi adalah buah pelajaran, bahwa Allah mengajarkan manusia untuk inovatif dan efisien.


“Bagian tersulit adalah bagaimana kita pertahankan ini, kita menciptakan efisiensi, Bumi yang lebih hijau, inklusif, tapi tetap produktif,” katanya.

Berita Lainnya:
Analis: Konflik Iran-Israel Berpotensi Ganggu Pertumbuhan Ekonomi RI


Perry juga mengatakan bahwa perkembangan ekonomi berkelanjutan tentu tidak bisa dilakukan sendiri. Perlu the power of we, together, jamaah untuk mencapainya demi kebaikan kemanusiaan. Ia menekankan, hal ini yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam mencapai ketahanan ekonomi.


Bank Indonesia menjadikan ekonomi dan keuangan syariah sebagai salah satu sumber pertumbuhan. Seperti dengan menggandeng pesantren-pesantren di seluruh Indonesia, kementerian dan lembaga, untuk meningkatkan kapasitas ekonomi nasional.


“Ketika kita ingin meningkatkan kesejahteraan umat, maka berbagai usaha kebaikan harus dikorporatisasi, harus berjamaah,” katanya.


Bank Indonesia Institute menyelenggarakan The 8th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference and Call for Papers (8-IIMEFC) dengan tema Accelerating Inclusive and Sustainable Recovery with Sharia Economy: Issues, Challenges, and Prospects, pada Rabu (5/10). Ini merupakan rangkaian dari acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang kesembilan tahun ini.


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi