Apes! Anak Buah Salah Jalankan Instruksi Di Stadion Kanjuruhan, Kapolres Malang Lapang Dada Terima Sanksi

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH -Terkait protokol pengendalian massa saat tragedi Kanjuruhan, diduga anak buah Kapolres Malang melalaikan sejumlah instruksi yang sebelumnya telah disampaikan. 

ADVERTISEMENTS

Diketahui, seusai pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, terjadi kerusuhan yang menelan ratusan korban jiwa. 

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Salah satu yang menyebabkan kerusuhan tidak terkendali adalah penggunaan gas air mata yang dilakukan oleh aparat. Akibatnya, Kapolri mengambil langkah tegas dengan mencopot Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat. Tertuang dalam surat Telegram Nomor ST 20 98 X KEP 2022. 

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Ferli kemudian dimutasi sebagai Perwira Menengah (Pamen) Sumber Daya Manusia (SDM) Polri. Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), menyampaikan keterangan terkait hal tersebut, bahwa ada pejabat di dalam Stadion Kanjuruhan yang memerintahkan penggunaan gas air mata.

ADVERTISEMENTS

 Padahal, lima jam sebelum pertandingan Kapolres Malang telah menginstruksikan anggotanya untuk tidak boleh menggunakan kekerasan jika ada insiden yang tidak diinginkan pada pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya itu. 

ADVERTISEMENTS

Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto, mengatakan bahwa sampai saat ini pihaknya juga masih melakukan penelitian terkait dari mana perintah kepada anggota di lapangan untuk menggunakan gas air mata tersebut. 

ADVERTISEMENTS

“Ini kami teliti. Karena saat itu Kapolres Malang sedang di luar akan mengamankan pemain (Persebaya) yang akan keluar,” kata Wahyu, Selasa (4/10/2022). 

ADVETISEMENTS

Wahyu menjelaskan, pada saat Kapolres Malang (nonaktif) AKBP Ferli Hidayat tersebut berada di luar, di dalam Stadion Kanjuruhan terjadi kericuhan dan kemudian petugas menggunakan gas air mata untuk mengurai massa. 

Dengan kondisi tersebut, katanya lagi, diperkirakan ada pejabat di dalam yang memerintahkan anggota untuk menggunakan gas air mata tersebut. 

Penggunaan gas air mata itu, menyebabkan kepanikan para suporter yang ada di dalam stadion. “Kejadian itu di dalam, berarti ada pejabat di dalam yang memerintahkan. 

Siapa orangnya, sedang disidik. Tapi sembilan orang sudah dicopot. Tim sedang bekerja,” ujarnya pula.

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version