Kemenlu: Tak Ada Korban WNI dalam Penembakan Massal di Thailand

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban penembakan massal Thailand

ADVERTISEMENTS

BANGKOK – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mengkonfirmasi tidak adanya korban Warga Negara Indonesia (WNI) dalam penembakan massal di Thailand. Puluhan anak dilaporkan tewas di pusat penitipan anak di kota Nongbua Lamphu, Thailand pada Kamis (6/10/2022).

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

“KBRI Bangkok sudah berkoordinasi dengan Kemlu Thailand serta berkomunikasi dengan simpul masyarakat WNI, hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban peristiwa penembakan di Distrik Nong Bua, Provinsi Lamphu Thailand,” ujar Direktur Jenderal Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu RI Judha Nugraha dalam keterangannya, Kamis.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Sebelumnya, otoritas Thailand mengatakan pelaku merupakan seorang mantan perwira polisi. Dia melepaskan tembakan ke pusat penitipan anak di Provinsi Nong Bua Lam Phu pada Kamis, sekitar pukul 12:30 waktu setempat. Sedikitnya 30 orang termasuk anak-anak tewas dalam penembakan itu.

ADVERTISEMENTS

Kolonel polisi Jakkapat Vijitraithaya mengidentifikasi pria bersenjata itu sebagai Panya Khamrab. Pelaku merupakan seorang letnan kolonel polisi yang dipecat dari kepolisian tahun lalu karena penggunaan narkoba. Jakkapat mengatakan sebanyak 23 anak dengan rentang usia dua hingga tiga tahun tewas dalam insiden penembakan massal tersebut.

ADVERTISEMENTS

Pejabat polisi setempat Chakkraphat Wichitvaidya yang mengutip saksi mengatakan, pria bersenjata itu juga terlihat memegang pisau. Pejabat distrik setempat, Jidapa Boonsom, yang bekerja di kantor terdekat pada saat itu, mengatakan kepada Reuters, sekitar 30 anak berada di pusat penitipan ketika pria bersenjata itu tiba. Jumlah anak yang dititipkan lebih sedikit dari biasanya, karena hujan lebat.

ADVERTISEMENTS

“Penembak datang sekitar waktu makan siang dan menembak empat atau lima petugas di pusat penitipan anak terlebih dahulu,” kata Jidapa.

ADVETISEMENTS

Jidapa menambahkan, di antara mereka yang ditembak adalah seorang guru yang sedang hamil delapan bulan. Pria bersenjata itu kemudian memaksa masuk ke ruangan terkunci tempat anak-anak sedang tidur. Menurut Jidapa, pelaku membunuh anak-anak di ruangan itu dengan pisau.

“Awalnya orang mengira itu kembang api,” kata Jidapa.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version