Kritik untuk Hasto yang Dinilai Nyinyir Setelah Nasdem Deklarasikan Anies Capres

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

“Ia (Hasto) tidak boleh nyinyir, apalagi berupaya mendikte partai lain.”

ADVERTISEMENTS

oleh Haura Hafizhah, Amri Amrullah, Febrianto Adi Saputro

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


Sindiran Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kepada Nasdem seusai deklarasi pencapresan Anies Baswedan menuai kritik. Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai, sindiran Hasto tidak perlu terjadi jika masing-masing partai independen dalam menentukan calon presiden (capres) yang akan diusungnya.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


“Wajar saja kalau Nasdem bereaksi atas sindiran Hasto tersebut. Sebab, Hasto tampaknya tidak bisa membedakan Nasdem dalam koalisi mengusung Joko Widodo (Jokowi) pada 2019 dan Nasdem akan mengusung Anies Baswedan pada Pilpres 2024,” katanya pada Selasa (11/10/2022).

ADVERTISEMENTS


Apalagi, ia melanjutkan, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh sudah bertemu Jokowi sebelum mendeklarasikan Anies sebagai bakal capres.

ADVERTISEMENTS


“Bahkan menurut Surya respons Jokowi cukup baik. Jadi, Nasdem melalui Surya sudah permisi kepada Jokowi terkait pencapresan Anies. Karena itu, tidak ada etika politik yang dilanggar Nasdem, termasuk keberadaannya di koalisi partai pendukung Jokowi,” kata dia.

ADVERTISEMENTS


Lagi pula, kata dia, Nasdem sudah menyatakan tetap berkomitmen mendukung pemerintahan Jokowi hingga 2024. Ini artinya, Nasdem tidak akan meninggalkan Jokowi dari koalisi yang sudah disepakati.

ADVETISEMENTS


“Karena itu, tentu aneh kalau Hasto yang justru ‘kebakaran jenggot’ terhadap Nasdem. Padahal, posisi Nasdem dan PDIP di koalisi setara. Apalagi Jokowi sendiri tidak berekasi apa-apa,” kata dia.


Jadi, menurut Jamiluddin, Hasto tidak berhak menyindir apalagi menganggap Nasdem sudah tak layak ada di koalisi. Hanya Jokowi yang seharusnya berhak menyatakan partai mana yang masih berhak dan tidak berhak di koalisi pemerintahannya.


“Kalau Hasto lebih proporsional, seharusnya ketegangan seperti itu tidak perlu terjadi. Hasto sudah harus tahu diri bahwa semua partai independen dalam menentukan capres dan berkoalisi. Ia tidak boleh nyinyir, apalagi berupaya mendikte partai lain. Cara itu hanya akan merugikan dirinya termasuk partainya,” kata dia.


 


 


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version