Psikolog: Stimulasi Anak dengan Bermain di Luar Sangat Penting

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Lewat bermain dengan lepas anak akan terhindari dari stres dan depresi.

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Psikolog Anak, Rose Mini Agoes Salim, mengatakan stimulasi anak dengan bermain di luar ruangan sangat baik dan penting bagi perkembangannya. Di luar ruangan anak bisa mengeksplorasi lebih bebas.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

“Kalau di luar akan menjadi lebih leluasa dia bermain, dan stimulasi bermain di alam itu sangat baik dan penting,” ucapnya, dalam pesan singkat yang diterima, Ahad (16/10/2022).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Ketika bermain di luar, anak akan lebih leluasa berlari dan tidak ada batasan ruang. Anak akan mengetahui tentang tanah, binatang dan tumbuhan jika bersentuhan dengan alam, yang nantinya menjadi informasi atau wawasan baginya secara konkret.

ADVERTISEMENTS

Selain itu, bermain bola, bermain petak umpet dan bercocok tanam juga bisa dilakukan orang tua untuk menstimulasi anak saat bermain di luar agar sifatnya yang potensial bisa teraktualisasi. “Aturan main petak umpet tidak boleh mengintip itu sangat dapat menstimulasi anak. Kemudian, bercocok tanam, memperhatikan cara jalan binatang itu semua stimulasi yang bisa dilakukan sambil bermain,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS

Magister Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan jika anak betul-betul bermain, tidak ada beban dan bermain dengan suka hati, anak tidak akan stres dan depresi. “Bermain adalah kegiatan yang dilakukan oleh anak dengan sangat suka hati dan tanpa beban. Makanya, bila bermain dilakukan dengan beban seperti tugas, anak itu tidak lagi bermain,” ucap Rose.

ADVERTISEMENTS

Ia mengatakan jika anak memilih mainannya sendiri dan tidak ada tuntutan, akan menyehatkan mentalnya. Tuntutan yang biasanya diberikan dengan harapan agar anak menjadi lebih baik, justru akan membuatnya tidak nyaman.

ADVETISEMENTS

“Pada waktu anak tidak nyaman dengan situasi tersebut, mungkin saja dia jadi tidak sehat secara mental. Oleh karena itu, biarkan anak jadi dirinya sendiri, itu akan jauh lebih baik,” ujarnya.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version