Jepang Jadi Tuan Rumah Parade Armada Internasional Pertama Kalinya

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Sejumlah kapal dari 12 negara ikut berpartisipasi dalam parade tersebut.

ADVERTISEMENTS

TOKYO — Jepang menjadi tuan rumah parade armada internasional pertama kalinya selama tujuh tahun pada Ahad (6/11). Sejumlah kapal dari 12 negara ikut berpartisipasi dalam parade tersebut.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Parade angkatan laut di Teluk Sagami dekat Tokyo melibatkan 38 kapal, 18 di antaranya berasal dari negara sahabat seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, Inggris, Australia, Singapura, India dan Thailand. Sementara sebanyak 33 pesawat terbang, termasuk pesawat patroli pemburu kapal selam dan helikopter juga ikut berpartisipasi.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

“Kita harus siap bagi mereka yang melanggar aturan dan yang akan menggunakan kekuatan untuk menginjak-injak perdamaian dan keamanan negara lain,” kata Perdana Menteri Fumio Kishida dalam pidatonya di kapal induk helikopter Jepang Izumo.

ADVERTISEMENTS

Kishida menjamu para pejabat tinggi di Izumo sebelum terbang ke kapal induk Angkatan Laut AS, USS Ronald Reagan untuk bertemu dengan Duta Besar Rahm Emanuel dan para komandan senior angkatan laut. “Kami akan merumuskan strategi keamanan nasional baru pada akhir tahun dan secara drastis memperkuat kemampuan pertahanan kami,” ujar Kishida.

ADVERTISEMENTS

Setelah pertemuan dengan Kishida, Emanuel menyinggung tentang peningkatan kekuatan militer Cina. “Yang paling membuat Cina kesal adalah kita memiliki sekutu, mereka ekspansif dan ekstensif,” kata Emanuel setelah menemani Kishida dalam tur Ronald Reagan.

ADVERTISEMENTS

Partai Demokrat Liberal Kishida telah berjanji untuk menggandakan anggaran pertahanan Jepang menjadi sekitar 2 persen dari produk domestik bruto dalam waktu lima tahun. Keputusan Korea Selatan untuk bergabung dengan parade kapal di Jepang berlangsung ketika hubungan kedua negara telah membaik.

ADVETISEMENTS


Keduanya berselisih mengenai kompensasi bagi pekerja masa perang dan wanita Korea yang dipaksa bekerja di rumah bordil militer Jepang. Perselisihan ini telah mengancam akan menggagalkan kerjasama yang lebih erat antara kedua negara sekutu AS itu.

Jepang menolak untuk bergabung dengan tinjauan armada Korea Selatan pada 2018. Penolakan terjadi setelah Seoul meminta Jepang untuk tidak menerbangkan panji matahari terbit, yang dipandang Korea Selatan sebagai simbol agresi masa perang Jepang. Sementara pada 2019, Tokyo menolak mengundang Korea Selatan berpartisipas dalam parade armada angkatan laut.

Jepang dan Korea Selatan semakin dekat ketika Korea Utara meningkatkan peluncuran rudalnya. China telah mengkritik rencana pengeluaran pertahanan Jepang, dan menolak undangan untuk bergabung dalam tinjauan tersebut. Sementara Rusia tidak diundang karena invasinya ke Ukraina.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version