Soal Masjid Al Aqsa, Harus Ada Tindakan Tegas ke Israel

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Israel harus menghormati Masjid Al Aqsa.

ADVERTISEMENTS

YERUSALEM — Dewan Keamanan PBB menjadwalkan pertemuan darurat atas permintaan Palestina dan negara-negara Islam dan non-Islam lain. Mereka memprotes tindakan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, ke Komplek Masjid Al Aqsa.

ADVERTISEMENTS

Dewan Keamanan PBB diminta mengambil langkah menghentikan provokasi-provokasi yang dilakukan Israel. Kemudian, meminta Israel untuk menghormati situs-situs suci bersejarah yang tidak cuma dihormati umat Islam, tapi Kristen dan Yahudi.

Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, melakukan pertemuan dengan wakil wakil 57 negara Organization of Islamic Cooperation dan 120 anggota Non Aligned Movement. Tidak cuma mengutuk kunjungan, mereka mengecam pemerintahan Israel.

Mansour mengecam Israel melakukan agresi tidak cuma terhadap situs-situs suci umat Islam seperti Masjid Al Aqsa. Tapi, agresi ke situs-situs suci Kristen seperti pemakaman, situs-situs suci Yahudi dan kuil-kuil alkitabiah kuno.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS

Sejak pendudukan Israel pada 1967, banyak warga Yahudi yang diizinkan untuk berkunjung, tapi tidak melakukan ibadah ke sana. Melihat Temple Mount sebagai tempat tersuci umat Yahudi, ia merasa, kunjungan itu sebagai tindakan rasis.

Mansour mengungkapkan, pertemuan mereka turut didukung Uni Emirat Arab, China, Perancis dan Malta. Tapi, ia menekankan, mereka tidak akan puas cuma membuat pernyataan-pernyataan indah, sebelum ada implementasi yang lebih konkret.

ADVERTISEMENTS

“Kami ingin perilaku ini tidak terulang di Masjid Al Aqsa dan Al Haram Al Sharif dan kami ingin jaminan untuk menghargai dan menghormati situs suci, tidak cuma lewat omongan,” kata Mansour seperti dilansir dari Arab News, Kamis (5/1/2022).

ADVERTISEMENTS

Duta Besar Yordania untuk PBB, Mahmoud Hmoud menuturkan, Raja Abdullah II merupakan penjaga situs suci Islam dan Kristen. Karenanya, ia turut prihatin atas tindakan yang dilakukan Menteri Ben-Gvir dan Pemerintah Israel ini.

Ia berpendapat, yang dilakukan Ben-Gvir salah satu tindakan ekstrimis yang akan menciptakan siklus kekerasan baru ke depannya. Hmoud meminta, Dewan Keamanan PBB mengambil tanggung jawab secara serius dan menghentikan upaya-upaya seperti itu.

Hmoud mengingatkan, Israel sudah membuat komitmen untuk menghormati status quo bersejarah dan obligasi di bawah hukum internasional. Karenanya, ia menyayangkan tindakan Ben-Gvir yang dirasa sebagai salah satu serangan kepada Masjid Al Aqsa.

“Harus ada sikap tegas dari komunitas internasional terhadap tindakan ini karena akan terjadi lagi, dan ketika terjadi lagi, siklus kekerasan baru akan terjadi,” ujar Hmoud.

Merespons protes negara-negara dunia, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tetap berdalih mereka masih berkomitmen terhadap status quo untuk menghormati situs-situs bersejarah. Bahkan, ia menilai, tindakan Ben-Gvir tidak melanggar komitmen itu.

“Klaim kalau ada perubahan yang dibuat dalam status quo ini tidak berdasar,” kata Netanyahu.

 

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version