Jumat, 17/05/2024 - 15:02 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Pengamat: Perang Rusia-Ukraina Berpotensi Meluas Jadi Perang Dunia Ketiga

Perang akan melebar dengan melibatkan China sebagai sekutu Rusia.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 JAKARTA — Pengamat hubungan internasional Teuku Rezasyah mengatakan, perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan berpotensi menjadi Perang Dunia Ketiga. Perang akan melebar dengan melibatkan China sebagai sekutu Rusia.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Menurut Teuku, China akan ‘memainkan’ Eropa untuk menguasai Taiwan. Sementara Amerika Serikat (AS) tidak siap untuk perang di dua zona dan negara sekutu mereka sudah tidak lagi kompak. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

“Rusia sangat bergantung pada China, ini bisa melebar ke Perang Dunia Ketiga. Amerika tidak siap perang di dua zona, sementara level teknologi sudah seimbang dan negara sekutu Amerika sudah tidak kompak,” ujar Teuku kepada Republika, Kamis (26/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Selain itu, menurut Teuku ada kekhawatiran muncul perang nuklir. Terlebih Rusia kerap melontarkan ancaman perang nuklir. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Warga Rusia Ditangkap Atas Kematian Dua Tentara Ukraina di Jerman

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

fnMw8rlitF0

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Khawatir terjadi perang nuklir. Bahkan nuklir skala kecil saja bisa menghancurkan peradaban dunia,” kata Teuku.

ADVERTISEMENTS

Belum lama ini mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev telah memperingatkan NATO bahwa kekalahan Moskow di Ukraina dapat memicu perang nuklir. Medvedev yang menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia menegaskan, kekuatan nuklir tidak pernah kalah dalam konflik besar.

ADVERTISEMENTS

Medvedev juga mengatakan,  aliansi militer dan pemimpin pertahanan Barat lainnya harus mempertimbangkan risiko kebijakan mereka. Kremlin dengan cepat mendukung pernyataan Medvedev, dengan mengatakan bahwa pernyataan tersebut sepenuhnya sesuai dengan prinsip Moskow. 

Doktrin Moskow mengizinkan serangan nuklir setelah agresi terhadap Federasi Rusia dengan senjata konvensional, ketika keberadaan negara terancam. Keputusan utama Rusia dalam penggunaan senjata nuklir dipegang oleh Presiden Vladimir Putin. Medvedev yang berada di lingkaran terdekat Putin kerap melontarkan ancaman kekuatan nuklir terhadap Barat. Sejak perang di Ukraina meletus pada Februari, Medvedev, menjadi salah satu pejabat yang vokal menentang Barat.

Berita Lainnya:
Rusia: Pembekuan 300 Miliar Dolar AS Aset Rusia Adalah Pencurian Terbesar

Rusia dan Amerika Serikat merupakan negara dengan kekuatan nuklir terbesar. Keduanya memiliki sekitar 90 persen hulu ledak nuklir dunia.

Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia memiliki 5.977 hulu ledak nuklir, sementara Amerika Serikat memiliki 5.428. Di sisi lain, China memiliki 350 hulu ledak nuklir, Prancis 290 dan Inggris 225.

Teuku mengatakan, salah satu solusi untuk menghentikan perang Rusia-Ukraina yaitu wilayah Ukraina dijadikan sebagai wilayah netral atau buffer zone antara Polandia dan Rusia. Selain itu, Barat juga harus menahan diri untuk tidak mensuplai senjata secara terus menerus kepada Ukraina.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi