Ini Alasan Ten Hag Jarang Rotasi Pemain MU di Berbagai Pertandingan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Erik Ten Hag ingin memastikan hasil positif terus tercipta.

ADVETISEMENTS

MANCHESTER — Manchester United (MU) jarang melakukan rotasi sejak Liga Primer berlanjut pasca-Piala Dunia 2022 selesai. Keadaan demikian menimbulkan perdebatan kendati MU jarang kehilangan poin.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Selepas turnamen di Qatar usai, tim asuhan Erik ten Hag bermain di 12 pertandingan. Hitungannya dari berbagai ajang. Total Man United meraih 10 kemenangan dan satu hasil imbang. Sisanya sekali the Red Devils terjungkal di markas Arsenal.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Selama periode tersebut, Man United memainkan enam pertandingan domestik. Sebanyak empat laga di Carabao Cup (Piala Liga), sisanya di Piala FA. Pelatih MU Erik ten Hag menurunkan susunan pemain yang kuat, seperti yang ia lakukan di Liga Primer Inggris.

ADVERTISEMENTS

Tidak banyak penggemar yang tertarik dengan keputusan juru taktik asal Belanda itu. Namun, situasi teranyar juga bisa membenarkan kebijakan sang meneer. Kendati, hal itu bisa memicu cedera pemain.

ADVERTISEMENTS

Teranyar, Christian Eriksen terkapar setelah mentas di Piala FA. Fakta demikian menimbulkan pertanyaan dan kritik terkait keengganan Ten Hag merotasi timnya. Rupanya tidak sulit memahami misi eks arsitek tim Ajax Amsterdam itu.

ADVERTISEMENTS

Dengan komposisi yang nyaris sama, Man United bermain baik dan keluar sebagai pemenang. Ten Hag ingin memastikan hasil positif terus tercipta. Hanya konsistensi yang menghasilkan momentum.

Melawan tim seperti Reading, MU bisa saja menurunkan sebelas pemain hasil rotasi. Bahayanya, MU berpotensi kalah. Itu yang dihindari meneer berusia 53 tahun tersebut.

“Fakta bahwa Man United memiliki skuad yang sangat tipis dan kurangnya kualitas di bangku cadangan, menjadi alasan lain, perubahan besar-besaran di starting line-up menjadi kontraproduktif,” demikian laporan yang dikutip dari Sportskeeda, Jumat (3/2/2023).

Man United dalam tren positif. Kekalahan bisa merusak momentum itu. Ten Hag mencari langkah solutif.

Opsi terbaik yakni memasukkan pemain inti sejak awal. Kemudian ketika unggul, satu per satu ditarik. Cara ini dinilai lebih baik, daripada menurunkan pemain inti untuk mengejar ketertinggalan.

Pada saat yang sama, Ten Hag menciptakan persaingan sengit dalam tim. Contohnya, Luke Shaw akan dicoret dan digantikan oleh Tyrell Malacia jika performannya menurun. Kemudian Victor Lindelof dan Harry Maguire mengincar posisi utama di sektor palang pintu milik Raphael Varane serta Lisandro Martinez. Itu berlaku untuk posisi lainnya.

“Budaya ini membantu menjaga pemain tetap waspada. Mereka harus memberikan 100 persen di semua pertandingan, entah ketika melawan Reading atau Manchester City. Itu akan membentuk karakter dan mentalitas mereka,” tambah laporan dari Sportskeeda.

Lalu mengenai keputusannya yang jarang merotasi pemain, Ten Hag bersuara. Pada intinya, ia ingin memenangkan setiap pertandingan. Itu sesuai target tim ini.

Ten Hag sedang membangun tim. Proses demikian membutuhkan waktu agar mencapai hasil terbaik. Rutinitas kemenangan dengan materi yang sama diperlukan.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version