Kanselir Scholz: Putin Tidak Mengancam Saya Atau Jerman

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Kanselir Jerman melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Rusia.

ADVETISEMENTS

 FRANKFURT — Kanselir Jerman Olaf Scholz melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam percakapan telepon itu, Scholz mengatakan, Putin tidak membuat ancaman apa pun terhadap dirinya atau Jerman.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Scholz mengatakan percakapannya dengan Putin memperjelas bahwa mereka memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang perang di Ukraina. Scholz mengatakan kepada Putin bahwa Rusia memiliki tanggung jawab tunggal atas perang tersebut.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

“Rusia telah menginvasi tetangganya tanpa alasan, untuk mengambil bagian dari Ukraina atau seluruh negara di bawah kendalinya,” kata Scholz.

ADVERTISEMENTS

Jerman menilai bahwa tindakan Rusia melanggar kerangka kerja perdamaian Eropa. Oleh karena itu, Eropa memberikan bantuan keuangan, kemanusiaan dan militer kepada Ukraina. Scholz mengatakan, ada kesepakatan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy bahwa senjata yang dipasok oleh Barat hanya boleh digunakan di Ukraina dan bukan di wilayah Rusia.

ADVERTISEMENTS

“Kami memiliki konsensus tentang itu,” kata Scholz.

Pekan ini Putin membangkitkan semangat tentara Soviet yang mengalahkan pasukan Nazi Jerman di Stalingrad 80 tahun lalu. Dia menyatakan, Rusia akan mengalahkan Ukraina yang diduga berada dalam cengkeraman inkarnasi baru Nazisme.

Di tengah meningkatnya tekanan internasional bulan lalu, pemerintah Jerman mengumumkan rencana pengiriman tank Leopard 2 modern. Scholz menyatakan, setiap pengiriman senjata dikoordinasikan dengan hati-hati dengan sekutu barat, untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.

Sebelumnya mantan perdana menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa pemimpin Rusia telah mengancamnya dengan serangan rudal. Sementara Kremlin mengatakan,  Johnson berbohong tentang ancaman tersebut.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version