Gula Darah Nggak Turun-Turun, Jangan Heran Kalau Sering Diare di Malam Hari

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Kadar gula darah tinggi berkepanjangan, orang bisa menderita diare nokturnal.

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Setiap orang sepertinya pernah diare dan itu biasa saja kalau cuma beberapa hari. Lain halnya jika diare terjadi secara kronis pada malam hari.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Bisa jadi itu terjadi akibat penyebab yang lebih serius. Terkadang, gula darah tinggi yang berkepanjangan dapat menimbulkan kerusakan dan iritasi yang berkelanjutan pada usus kecil.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Dalam banyak kasus diabetes, ini adalah penyebab diare “nokturnal” alias diare pada malam hari. Berbagai penelitian telah mengidentifikasi diabetes sebagai pemicu diare bersama dengan beberapa masalah gastrointestinal (pencernaan) lainnya.

ADVERTISEMENTS

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa buang air besar yang sulit dikontrol adalah penyakit umum di antara mereka yang sudah beberapa waktu mengidap diabetes, dikutip dari laman Express, Kamis (9/2/2023). Seiring waktu, diabetesi dapat mengembangkan neuropati dari kadar gula darah yang tinggi, menurut Cleveland Clinic.

ADVERTISEMENTS

Neuropati dapat menyebabkan masalah saat makanan dan cairan mengalir melalui usus besar. Ini juga memengaruhi fungsi sistem pencernaan tubuh.

ADVERTISEMENTS

Badan kesehatan itu menjelaskan bahwa penderita diare terkait diabetes terkadang juga mengalami inkontinensia feses (usus), terutama pada malam hari. Hal itu terjadi karena kerusakan saraf (neuropati) akibat diabetes memengaruhi sfingter anus.

ADVETISEMENTS

Sfingter anus adalah otot yang membuka dan menutup untuk memungkinkan kotoran keluar dari tubuh. Diare nokturnal diselidiki oleh sekelompok peneliti pada 2016 yang melaporkan temuan mereka dalam jurnal Diabetes Therapy.

Dalam paragraf pengantarnya, mereka menyebut bahwa “enteropati adalah manifestasi diabetes gastrointestinal yang kurang dikenal dan dapat dianggap sebagai gejala yang mempengaruhi usus besar”. Gambaran klinisnya, meliputi diare, konstipasi, dan inkontinensia feses yang sering terjadi pada malam hari.

Para ilmuwan menyatakan bahwa sifat dari gejala yang terkait dengan diabetes enteropati sering kali membuat stres. Mereka menyebut bahwa steatorrhea terbuka, yang menggambarkan peningkatan ekskresi lemak di feses, juga telah dilaporkan pada sebagian kecil penderita.

Disfungsi saraf otonom merupakan faktor penyebab utama sehubungan dengan enteropati pada pengidap diabetes. Namun, beberapa faktor lain juga dapat berperan dalam enteropati, seperti perubahan sekresi hormon gastrointestinal, peradangan, atau predisposisi genetik.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version