Fenomena Remaja Buat Konten Adang Truk Hingga Tewas Bisa Diredam

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Saat ini banyak konten remaja adang truk hingga mengakibatkan korban nyawa (ilustrasi).

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Perkembangan teknologi dan informasi serta populernya media sosial (medsos) ternyata memicu banyak penyimpangan yang diakibatkan oleh minimnya etika bersosial bermedia oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab. Salah satu konten yang berujung maut dan viral belakangan ini adalah challenge malaikat maut.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Konten tersebut menantang warganet untuk mengadang truk yang sedang melaju di jalanan. Aksi itu berulang kali dilakukan oleh remaja dan bahkan memakan korban jiwa di berbagai tempat. Seorang konten kreator Agnes Tasia, mengatakan, sebenarnya fenomena banyaknya konten negatif di medsos bisa diredam oleh para konten kreator lainnya.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Sebagai figur publik dunia maya konten kreator memiliki tanggung jawab sosial untuk melahirkan masyarakat Indonesia yang berliterasi digital. Tetapi, sambung dia, bagi yang tidak memiliki banyak pengikut juga tetap bisa meredam fenomena ini dengan peduli terhadap orang-orang terdekat.

ADVERTISEMENTS

“Aku biasanya membuat konten positif dulu di media sosial dan tentunya memberikan edukasi. Dan bukan hanya konten kreator yang memiliki banyak pengikut untuk memberikan edukasi ini. Bisa kita mulai dari orang-orang terdekat,” ujarnya dalam diskusi daring ‘Obrol-Obrol Literasi Digital’ di Jakarta, Kamis (16/3/2023).

ADVERTISEMENTS

Creatif Director and Head of Content Satu Persen, Danang Cikal Andaru, menambahkan, salah satu strategi lain agar meredam beredarnya konten negatif adalah dengan cara berhenti membagikan atau menyebarluaskan konten tersebut. Menurut dia, seluruh lapisan masyarakat hendaknya bisa menyelamatkan orang-orang tersayang agar tidak mengakses konten buruk.

ADVERTISEMENTS

“Salah satu yang menyebabkan eksisnya konten-konten ini adalah adanya over sharing. Dan bisa jadi mereka itu kurang perhatian, jadi ada orang nekat buat konten hanya karena ingin diperhatikan. Karena kurang perhatian, akhirnya mencari perhatian lain di media sosial,” ujarnya.

ADVETISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version