Ini Perbedaan Orang yang Gemar Mengingat Kematian dan yang Sering Melalaikannya 

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Ilustrasi kematian. Kematian merupakan rahasia Allah SWT yang tak terungkap

ADVETISEMENTS

  JAKARTA— Orang-orang yang mengingat kematian dan orang-orang yang melupakan kematian sejatinya memiliki perbedaan mencolok yang dapat terlihat pada perilaku kehidupan sehari-harinya.   

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Dalam kitab at-Tadzkirah karya Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakar bin Farh al-Anshari al-Khazraji, al-Andalusi, al-Qurthubi atau dikenal dengan sebutan Imam Qurthubi tepatnya pada Babu Dzikril Mauti Wa Fadhlihi Wal Isti’dadi Lahu (Bab tentang mengingat kematian dan fadilah mengingat kematian dan persiapan menghadapi kematian) terdapat penjelasan Syekh al-Daqqaq tentang ciri-ciri orang yang mengingat kematian dan yang lupa kematian. 

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Syekh al-Daqqaq membaginya masing-masing tiga ciri. Menurutnya orang yang banyak mengingat mati cirinya adalah menyegerakan tobat, rendah hati, dan rajin beribadah. 

ADVERTISEMENTS

Sedangkan orang yang melupakan kematian cirinya adalah menangguhkan taubat, tidak ikhlas dengan pemberiannya, dan malas beribadah. 

ADVERTISEMENTS

 من أكثر ذكر الموت أكرم بثلاثة أشياء: تعجيل التوبة، وقناعة القلب، ونشاط العبادة، ومن نسي الموت عوقب بثلاثة أشياء: تسويف التوبة، وترك الرضى بالكفاف، والتكاسل في العبادة

“Barangsiapa yang banyak mengingat mati, dimuliakan dengan tiga ciri-cirinya itu mensegerakan tobat, rendah hati, dan rajin beribadah.  Dan barangsiapa yang lupa kematian ditandai dengan tiga ciri, menangguhkan tobat, tidak ikhlas dengan pemberiannya, dan malas beribadah.”  

Sementara itu Imam Qurthubi memberikan tambahan penjelasan bahwa kematian adalah janji yang paling benar dan hakim yang paling adil. 

Mati membuat orang sedih dan menangis, memisahkan seseorang dari kelompoknya, mati menghancurkan kelezatan dunia, dan memutus setiap angan-angan.  

Karena itu hendaknya seseorang memperbanyak mengingat mati dan menyiapkan apa saja untuk menghadapi kematian dan setelah kematian. 

Orang yang mengalami kematian akan ditinggal segalanya, anak istrinya, keluarganya, sahabatnya. 

Maka dari itu bagi orang yang selalu menumpuk-numpuk harta, maka harta tersebut tidak akan dibawa ke alam kubur (kecuali menjadi sedekah jariyah). Yang dibawa  setiap orang yang mati hanya kain kafan.     

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version