Mengenal Pekerjaan Nabi Muhammad SAW Sejak Kecil

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang dikenal sebagai pekerja keras dan tangguh. Sejak kecil dan kemudian dirawat oleh kakeknya Abdul Muthalib dan pamannya Abu Thalib, ia tidak pernah mau berpangku tangan atau merepotkan.

ADVERTISEMENTS

Meski berasal dari bani paling mulia di antara suku Quraisy, yaitu Bani Hasyim, Muhammad kecil tidak pernah bermalas-malasan. Ia bersedia bekerja dan melakukan apapun, selama itu baik.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Nabi Muhammad pernah melakukan beberapa pekerjaan sejak kecil. Salah satunya adalah sebagai penggembala kambing. Dalam buku berjudul Akhlak Rasul Menurut Al-Bukhari dan Muslim, karya Abdul Mun’im al-Hasyimi, disebutkan saat diasuh oleh Sayyidah Halimah as-Sa’diyah Rasulullah pernah ikut menggembala bersama saudaranya di kampung Bani Sa’d.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Saat diasuh sang paman, ketika berusia 8 tahun, Nabi pun tetap ingin menggeluti profesinya sebagai penggembala kambing. Keinginannya ini ia sampaikan kepada sang paman dan istrinya, Fatimah binti Asad. Mendengar hal tersebut, keduanya merasa kaget dan berusaha mencegah.

ADVERTISEMENTS

Mereka merasa tidak tega jika keponakannya yang masih kecil ini harus bekerja sebagai penggembala. Namun, tekad kuat yang dimiliki Muhammad kecil tidak bisa dihalangi.

ADVERTISEMENTS

Akhirnya, Abu Thalib pun menghubungi temannya dari Quraisy yang memiliki banyak kambing agar bisa digembalakan oleh Nabi Muhammad. Tak ketinggalan, sang bibi juga turut mencurahkan perhatiannya dengan menyiapkan bekal makanan sebelum Nabi berangkat kerja.

ADVERTISEMENTS

Setidaknya ada beberapa alasan yang mendasari mengapa Nabi Muhammad memiliki keinginan untuk bekerja menggembala kambing. Dalam buku berjudul BIlik-bilik Cinta Muhammad karya Nizar Abazhah, disebutkan alasan pertama adalah untuk membantu meringankan beban ekonomi Abu Thalib.

ADVETISEMENTS

Kehidupan sang paman dan istrinya disampaikan begitu sederhana, bahkan kekurangan. Dia memiliki delapan anak dan ditambah Nabi Muhammad.

Pada saat awal-awal tinggal bersama Abu Thalib, Nabi Muhammad hanya bermain dan makan bersama dengan anak-anak pamannya. Namun lama kelamaan, ia sadar bahwa kondisi ekonomi pamannya memprihatinkan dan menggerakkan keinginannya untuk bekerja menggembala kambing dan membantu beban ekonomi pamannya.

Selanjutnya, menggembala kambing tidak membutuhkan modal. Hal ini dirasa pas dan tepat, mengingat usia Muhammad kala itu yang masih kecil. Alasan ketiga mengapa ia ingin menggembala kambing adalah karena Nabi senang berada di padang yang luas untuk merenungkan sesuatu. Profesi ini digeluti Nabi Muhammad selama empat tahun lamanya.

Terkait hal tersebut, Nabi Muhammad tidak pernah merasa malu atau menyembunyikan masa lalunya. Dalam HR Bukhari disampaikan Nabi bersabda, “Semua nabi yang diutus Allah SWT pernah menggembala kambing. Para sahabat bertanya, “Dan engkau sendiri?” Beliau menjawab, “Ya, aku juga dulu menggembalakan (kambing-kambing) milik penduduk Makkah dengan upah beberapa qirath.”

Usai menggebala kambing, Nabi Muhammad diajak sang paman untuk berdagang ke Syam. Mulai saat itu, ia pun menekuni dunia tersebut.

Dari profesinya inilah Nabi bertemu dengan Sayyidah Khadijah, seorang saudagar kaya, yang kemudian menjadi istrinya. Kala itu, Khadijah tengah mencari pekerja untuk menjajakan barang dagangannya ke negeri Syam. Sang paman, Abu Thalib, lantas menawarkan lowongan pekerjaan itu kepada Nabi Muhammad.

Selama awal bekerja, Nabi Muhammad bekerja keras, siang-malam, dengan harapan agar barang dagangannya laku dan mendapatkan laba yang banyak. Usahanya pun membuahkan hasil, yang mana barang dagangan milik Khadijah yang dijajakan Nabi laku keras dan mendatangkan untung banyak.  Setelah itu, Nabi Muhammad pun mulai berdagang ke beberapa negeri.

Di atas ini adalah beberapa profesi yang sempat digeluti Rasulullah SAW sebelum diangkat menjadi nabi. Setelah menjadi Nabi, beliau lebih sering berperan sebagai pembeli dan tidak lagi bedagang setelah hijrah ke Madinah.   

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version