Sabtu, 18/05/2024 - 20:38 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

AS Akan Bahas Sanksi Lebih Tegas untuk Myanmar dengan ASEAN

 JAKARTA — Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken akan mengangkat beberapa isu dalam Pertemuan Menlu ASEAN atau ASEAN Foreign Ministers Meeting (AMM) ke-56 di Jakarta pekan depan. Salah satunya soal pemberian sanksi yang lebih tegas terhadap Myanmar.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Rencana tersebut disampaikan oleh Asisten Menlu AS untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik Daniel Kritenbrink dalam konferensi pers via telepon di Washington, Kamis (6/7/2023). “Kami berharap mitra-mitra kami di ASEAN untuk tetap ? terus mengecualikan perwakilan Myanmar di tingkat menteri ASEAN, dan kami juga berharap untuk menemukan cara untuk meningkatkan tekanan terhadap rezim (junta) untuk mengakhiri rezimnya,” kata Kritenbrink.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Dan ASEAN dan negara-negara anggotanya akan menjadi bagian penting dari upaya tersebut,” kata dia menambahkan, dikutip dari transkrip resmi yang dirilis Deplu AS.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Washington pada bulan lalu menerapkan sanksi terhadap dua bank Myanmar yang digunakan oleh junta untuk mengkonversi mata uang asing. Langkah itu dilakukan guna mengurangi kemampuan militer untuk mengimpor senjata yang digunakan untuk menyerang orang-orang yang menentang kudeta.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Menlu: Spanyol akan Berupaya Sekuat Tenaga Dukung Ukraina

AMM ke-56 dan Post Ministerial Conference (PMC) akan digelar di Jakarta pada 11-14 Juli 2023. Krisis Myanmar akan menjadi isu yang turut dibahas dalam pertemuan tersebut.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Menlu RI Retno Marsudi mengungkapkan, selama hampir tujuh bulan menjabat ketua ASEAN, Indonesia telah melakukan kontak intensif dan inklusif dengan para pihak di Myanmar.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“110 engagements telah dilakukan, baik berupa pertemuan in person, virtual, maupun melalui percakapan per telepon, termasuk engagements saya secara in person, baik dengan menlu NUG (National Unity Government) maupun menlu SAC (State Administration Council) dalam beberapa kali,” katanya saat memberikan pengarahan pers di Ruang Nusantara Kementerian Luar Negeri, Jumat (7/7/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

NUG merupakan pemerintahan bayangan Myanmar. Di dalamnya terdiri dari loyalis Aung San Suu Kyi yang pemerintahannya digulingkan militer Myanmar pada Februari 2021. Sementara SAC adalah junta yang kini memerintah Myanmar.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Retno mengungkapkan, kontak intensif dan inklusif dengan para pihak di Myanmar penting dilakukan. Hal itu bertujuan membangun kepercayaan, mendengarkan posisi masing-masing pihak, menjembatani perbedaan, mendorong de-eskalasi, serta mendorong dialog inklusif.

Berita Lainnya:
Bertambah, 80 Jasad Ditemukan di Kuburan Massal Kompleks Al Shifa Gaza

Retno menekankan, engagements atau keterlibatan dengan para pihak di Myanmar bukan merupakan tujuan. Ia hanya alat untuk mencapai tujuan, yaitu dialog inklusif untuk mencapai perdamaian yang tahan lama. “Oleh karena itu engagements ini merupakan building block yang pertama. Saat ini sudah waktunya building block kedua mulai dibangun, yaitu mendorong dialog di antara para pihak menuju dialog inklusif nasional,” ujar Retno.

“Oleh karena itu, dalam pertemuan saya, baik dengan menlu NUG dan menlu SAC, saya telah sampaikan pentingnya dialog inklusif,” tambah Retno.

Menurut Retno, dialog inklusif merupakan satu-satunya jalan jika para pihak di Myanmar menginginkan perdamaian. “Semua pihak luar harus mendorong dilakukannya dialog inklusif di Myanmar,” ujarnya.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi