Tiga Kelompok Manusia Dilihat dari Aspek Akidah, Siapa Saja Mereka?

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

JAKARTA- Dalam hal akidah, manusia digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu orang beriman, orang kafir, dan orang munafik. 

ADVERTISEMENTS

Golongan-golongan manusia inilah yang dijelaskan dalam kajian rutin di Masjid Al Fattah, Jalan Jatinegara Timur, RT 014/02, Bali Mester, Jatinegara, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Pemateri dalam kajian ini adalah Ustadz  Salim bin Yahya Qibas.

ADVERTISEMENTS

Dalam paparannya, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Hari Kamis (13/7/2023), Ustadz  Salim menjelaskan, orang-orang munafik setidaknya terbagi menjadi dua, yaitu orang yang perbuatan-perbuatannya disifati munafik, meskipun hal tersebut tidak membatalkan keimanannya. ”Ini bisa juga disebut orang-orang fasik, tapi dia tidak kafir,” ujar Ustadz  Salim. 

Untuk golongan kedua adalah orang munafik, yang sesungguhnya dia kafir, tetapi menampakkan seolah-olah sebagai orang beriman dan menyembunyikan keimanannya. 

 

ADVERTISEMENTS

Allah SWT menjelaskan tentang orang-orang ini di dalam Alquran Surat al-Baqarah ayat 9 hingga ayat 20. Dalam ayat tersebut, Allah SWT menjelaskan, mereka berikrar keimanan dengan lidah mereka, tapi sesungguhnya hati mereka belum menerima keimanan. Selain itu, Allah SWT memberikan penjelasan melalui surat al-Munafiqun ayat 1: 

ADVERTISEMENTS

 إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ “Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.”  

Ayat ini mengenai orang-orang munafik yang berikrar telah menerima keimanan, tapi sesungguhnya mereka pendusta. Terkait tiga golongan manusia berdasarkan akidah ini dapat dilihat bagaimana sikap mereka dalam menerima Alquran sebagai petunjuk dari Allah SWT.

ADVERTISEMENTS

Baca juga: Jalan Hidayah Mualaf Yusuf tak Terduga, Menjatuhkan Buku Biografi Rasulullah SAW di Toko

ADVERTISEMENTS

Menurut dia, sebuah informasi dinilai tidak meragukan apabila memenuhi tiga indikator, pertama, sumber informasi tersebut, medium atau penyampai dari informasi tersebut, kemudian isi dari informasi itu. ”Alquran memenuhi tiga syarat tadi, sebagai informasi yang valid dan tidak boleh diragukan,” kata Ustadz  Salim.

Pertama, sumber Alquran berasal dari Allah SWT yang Mahabenar. Kedua, Alquran disampaikan oleh dua utusan yang terpercaya, yaitu Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW, dan Nabi Muhammad SAW menyampaikan risalah Islam kepada umat manusia. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version