Kamis, 02/05/2024 - 01:34 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIENERGI

Harga Minyak Melonjak karena Dolar Melemah di Tengah Pendinginan Inflasi AS

ADVERTISEMENTS

 NEW YORK — Harga minyak mentah berjangka terus menguat pada akhir perdagangan Kamis (13/7/2023), di tengah kejatuhan dolar AS yang dalam terhadap mata uang utama lainnya. Data inflasi AS menunjukkan suku bunga di ekonomi terbesar dunia itu mendekati puncaknya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus terangkat 1,14 dolar AS atau 1,50 persen, menjadi menetap di 76,89 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September, meningkat 1,25 dolar AS atau 1,56 persen, menjadi ditutup pada 81,36 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Data inflasi AS terbaru menyebabkan indeks dolar AS turun ke level terendah sejak April 2022, yang membantu mendorong harga minyak, menurut John Kilduff, partner di Again Capital LLC.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
35 Tahun Beroperasi, BRI Insurance Berkomitmen Tingkatkan Kinerja
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Indeks dolar AS turun sekitar 0,75 persen pada Kamis (13/7/2023) menyusul kemerosotan hampir 1,2 persen pada Rabu (12/7/2023). Dolar yang lebih lemah membuat minyak mentah lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Kami mengalami angka inflasi yang sangat rendah hari ini,” kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group. Kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga telah menimbulkan hambatan bagi minyak, katanya.

Pasar memperkirakan hanya satu kenaikan suku bunga lagi. Suku bunga yang lebih tinggi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.

Berita Lainnya:
Stok BBM Aman di Tengah Konflik Iran-Israel

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Kamis (13/7/2023) merevisi perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun 2023 sekitar 100.000 barel per hari, terutama karena permintaan yang lebih tinggi dari China pada kuartal kedua.

Namun, Badan Energi Internasional (IEA) pada Kamis menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun 2023 sebesar 220.000 barel per hari berdasarkan hambatan ekonomi makro yang terus-menerus.

Harga minyak naik sekitar 12 persen dalam dua minggu, terutama didukung perpanjangan pemotongan produksi 1 juta barel per hari oleh Saudi hingga akhir Agustus, di samping pengurangan ekspor Rusia 500.000 barel per hari, kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan daring multi-aset.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi