Kamis, 16/05/2024 - 22:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Puluhan Perempuan Afghanistan Protes Kebijakan Penutupan Salon

KABUL – Puluhan perempuan Afghanistan menggelar unjuk rasa untuk memprotes keputusan Taliban menutup seluruh salon kecantikan di negara tersebut, Rabu (19/7/2023). Pelarangan tersebut kian mengisolasi kaum perempuan di sana dari kehidupan publik.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Dilaporkan laman Al-Arabiya, puluhan perempuan Afghanistan menggelar aksinya di area Shahr-e-Naw, Kabul. Pernyataan protes atas pelarangan salon kecantikan disampaikan tidak hanya secara lisan, tapi juga lewat poster-poster. Alih-alih didengarkan aspirasinya, petugas keamanan justru membubarkan aksi unjuk rasa tersebut dengan cara melepaskan tembakan ke udara.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Tak hanya melakukan penembakan, petugas keamanan juga menyemburkan air menggunakan selang pemadan kebakaran ke arah kerumunan massa. Awal bulan ini pemerintahan Taliban telah melarang seluruh salon kecantikan di Afghanistan yang dikelola oleh perempuan menjalankan bisnisnya. Itu menjadi kebijakan pembatasan terbaru Taliban yang menargetkan kehidupan kaum perempuan di negara tersebut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

“Semua salon kecantikan yang dioperasikan oleh perempuan di Kabul dan provinsi-provinsi lain harus segera dilarang dan mengikuti perintah kami. Pelanggar akan menghadapi tindakan hukum,” kata Kementerian Kebajikan Taliban dalam sebuah pernyataan, 4 Juli 2023 lalu.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Duduki Kampus University of Amsterdam

Taliban tak menjelaskan tentang alasan mengapa pelarangan terbaru itu diberlakukan. Saat ini bidang pekerjaan yang tersedia bagi kaum perempuan di Afghanistan hanya sebagai perawat dan dokter di rumah sakit.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Aktivis hak perempuan Afghanistan, Jamila Afghan, mengatakan, keputusan Taliban melarang perempuan mengelola salon kecantikan akan berdampak besar. Dia menyebut terdapat ratusan salon kecantikan dan ribuan penata rias di Afghanistan. Mereka semua bakal terimbas peraturan Taliban. “Taliban tidak menganggap perempuan sebagai manusia, tapi sebagai komoditas untuk dimiliki dan ditindas,” ujar Jamila.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Bulan lalu Pelapor Khusus PBB untuk Situasi HAM Afghanistan Richard Bennett mengatakan, perlakuan Taliban terhadap perempuan dan anak perempuan di Afghanistan dapat dikategorikan sebagai apartheid gender. Hal itu karena Taliban mengekang hak-hak dasar mereka.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Diskriminasi yang parah, sistematis, dan terlembagakan terhadap perempuan dan anak perempuan merupakan inti dari ideologi serta aturan Taliban, yang juga menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka mungkin bertanggung jawab atas apartheid gender,” kata Bennett saat berbicara di Dewan HAM PBB, 19 Juni 2023 lalu.

ADVERTISEMENTS

Dia menjelaskan, PBB mendefinisikan apartheid gender sebagai diskriminasi seksual ekonomi dan sosial terhadap individu karena gender atau jenis kelamin mereka. “Kami telah menunjukkan perlunya lebih banyak eksplorasi apartheid gender, yang saat ini bukan merupakan kejahatan internasional, tetapi bisa menjadi demikian,” ungkap Bennett.  

ADVERTISEMENTS

“Tampaknya jika seseorang menerapkan definisi apartheid, yang saat ini untuk ras, pada situasi di Afghanistan dan menggunakan seks daripada ras, maka tampaknya ada indikasi kuat yang mengarah ke sana,” tambah Bennett.

Berita Lainnya:
Jubir Dewan Eropa Pastikan tak Ada Seruan UE agar Turki Keluar

Dalam sebuah laporan yang mencakup Juli hingga Desember 2022, Bennett menemukan bahwa perlakuan Taliban terhadap perempuan dan anak perempuan Afghanistan mungkin sama dengan penganiayaan gender. “Pencabutan hak-hak dasar perempuan dan anak perempuan yang serius ini dan penegakan keras oleh otoritas de facto atas tindakan pembatasan mereka dapat merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dari penganiayaan gender,” ujar Bennett.

Kehidupan perempuan di Afghanistan kembali dikekang oleh Taliban…

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi