Sabtu, 18/05/2024 - 09:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

Waktu Shalat Dibatasi Selama Kegiatan OSKM, Ini Klarifikasi ITB

BANDUNG–Sekretaris ITB Widjaja Markusumo menegaskan, adanya pembatasan waktu shalat selama pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru (PMB) sepenuhnya disebabkan kesalahan teknis dan kurangnya alokasi waktu. Dia mengaku, PKM tahun ini merupakan yang pertama setelah tiga tahun ditiadakan akibat pandemi Covid-19, sehingga panitia masih kesulitan untuk mengatur waktu dan mobilitas sekitar 5.000 mahasiswa baru.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

“Sebenarnya kami sudah mengalokasikan waktu sedemikian rupa untuk shalat, tapi memang di hari pertama, waktunya tidak cukup untuk memobilisasi 5.000 orang dari lapangan ke masjid, maka tidak cukup waktunya,” tuturnya kepada awak media dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Gedung Rektorat ITB Bandung, Selasa (22/8/2023).

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Jadi murni ini karena kesalahan teknis, kurang alokasi waktu saja,” tegas Widjaja.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Dia menyebut, keterbatasan waktu shalat hanya terjadi di hari pertama dari empat hari pelaksanaan kegiatan Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM). Widjaja juga menegaskan kurang tepatnya pembagian waktu disebabkan banyaknya jumlah mahasiswa baru dan kurangnya pengalaman panitia. Namun dia kembali menegaskan sejak hari pertama, panitia PMB sudah mengalokasikan waktu shalat, namun memang tidak selama durasi shalat pada hari kedua dan seterusnya.  

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Lulus Sekolah Bingung Pilih Jurusan Kuliah? Intip 6 Jurusan dengan Prospek Kerja Terbaik

“Awalnya (waktu shalat yang panjang) itu dianggap akan memakan waktu, tapi kami menyadari perlu adanya perbaikan, oleh karena itu malamnya kita evaluasi, lalu paginya (di hari kedua OSKM) kita merevisi rundown sehingga memungkinkan waktu yang lebih lama untuk melaksanakan shalat,” jelasnya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Setelah merevisi rundown itu juga, agenda di hari kedua hingga seterusnya berjalan lancar dan mahasiswa muslim bisa memiliki waktu yang cukup untuk sholat,” tutur Widjaja menambahkan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Dia mengatakan, hal ini telah menjadi sumber pembelajaran bagi panitia PMB maupun pihak ITB secara umum. Widjaja juga menegaskan, kabar bahwa ITB tidak menyediakan waktu untuk beribadah sepenuhnya tidak benar.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Artinya memang tidak benar bahwa tidak disediakan waktu untuk beribadah. Yang terjadi memang di hari pertama, waktunya tidak cukup untuk memobilisasi 5.000 orang dari lapangan ke masjid, dan itu sudah menjadi pembelajaran untuk rundown di hari berikutnya,” tegasnya

ADVERTISEMENTS

Selain keterbatasan waktu shalat, pelaksanaan PMB ITB juga menoreh kritik karena diduga mengkampanyekan unsur LGBT kepada mahasiswa baru. Sebagai respona, jajaran Institut Teknologi Bandung (ITB) menegaskan, lembaran kuesioner yang santer diperbincangkan di jagat maya karena diduga mengandung nilai-nilai LGBT, bukan dibuat oleh pihak ITB melainkan oleh pihak ketiga.

ADVERTISEMENTS

Pihak ketiga, dalam hal ini L’Oreal, merupakan mitra dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanganan kekerasan seksual yang digelar ITB dalam kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB). “Form kuesioner itu benar dari pihak ketiga atau mitra, artinya bukan dari ITB,” tegas Direktur Kemahasiswaan ITB Dr Prasetyo G Adhitama dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Rektorat ITB Bandung, Selasa (22/8/2023).

Berita Lainnya:
Ada Guru Dipecat Karena Kritik Pemerintah, JPPI Pertanyakan Merdeka Belajar

Prasetyo menyebut, ITB dalam hal ini Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) sejatinya telah membuat kuesioner resmi yang disebarkan secara masif kepada seluruh mahasiswa baru. Dia juga mengaku tidak mengetahui adanya kuesioner tambahan dari LOreal, yang saat ini menimbulkan kegaduhan karena mengandung unsur LGBT.

“Kami sebenarnya sudah memiliki kuesioner sendiri dan kami merujuk pada peraturan Kemendikbud,” tuturnya.

“Jadi kita sendiri juga tidak tahu bagaimana angket itu (mengandung unsur LGBT) bisa tersebar, karena di acara juga tidak ada info penyebaran angket selain angket yang dibuat oleh satgas PPKS,” tegas Prasetyo menambahkan.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi