Jumat, 17/05/2024 - 16:31 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

HIBURAN

Blue Beetle Sisipkan Sejarah Kelam Amerika, Sutradara Mengaku tak takut

Salah satu adegan dalam film Blue Beetle. Blue Beetle menyisipkan sejarah kelam Amerika di filmnya. (ilustrasi)

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

JAKARTA — Film Blue Beetle yang telah tayang di bioskop mengisahkan karakter Jaime Rayes (diperankan aktor Xolo Mariduena) sebagai pewaris kekuatan luar biasa dari alien. Ketika mengadakan pertarungan terakhir dengan musuh bebuyutannya yang sama kuatnya, Carapax (Raoul Max Trujillo), film ini hendak menunjukan kilas balik cerita. 

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Film Blue Beetle memerinci semua kesulitan yang telah dialami karakter penjahat, dan pada dasarnya menjelaskan kepada Jaime bahwa musuh bebuyutannya adalah korban Victoria Kord (Susan Sarandon). Sutradara film Angel Manuel Soto berbicara tentang pentingnya momen tersebut dalam film.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Selama wawancara, Soto mengungkapkan dia tidak takut untuk mengungkapkan dampak buruk yang telah dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap Amerika Latin. Pada saat yang sama, ia harus memastikan bahwa kritik tersebut tidak dilakukan secara umum, dan membuat penonton menghubungkan titik-titik tersebut untuk menyadari bagaimana sebagian penduduk Amerika Latin mengalami kontak dengan kekerasan pada usia dini, khususnya akibat perlakuan AS. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
ASI Perah Diolah Jadi Bubuk, Apa Kata IDAI?

Tentu saja imperialisme Amerika sangat penting agar Jaime berempati dengan Carapax dan tidak memberikan pukulan terakhir yang mematikan kepada penjahatnya. “Kami ingin menciptakan momen untuk mengupas lapisan-lapisan dan menggali akar trauma untuk memahami bahwa orang ini, traumanya telah dijadikan senjata,” kata Soto dalam wawancara bersama Collider, dikutip Jumat (25/8/2023).

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Soto mengatakan untuk menciptakan hal tersebut, butuh kilas balik yang menceritakan kisah tentara anak-anak dan bagaimana wilayah itu (yang juga mencakup wilayah Karibia) terus-menerus diintervensi oleh kekuatan kekaisaran. Di sinilah lahirnya sejarah pertumpahan darah modern yang terjadi melalui campur tangan terus-menerus dari imperialisasi Amerika serta upaya untuk mengambil alih sumber daya dan melakukan kudeta.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
Kasus Pembunuhan Vina Difilmkan, Hotman Paris Desak Pejabat Desa Temukan DPO Pelaku

Selain itu, juga ada “penempatan” diktator publik untuk melindungi kepentingan perusahaan-perusahaan Amerika. Jadi Villa, dalam hal ini, sekolah dari Amerika, merupakan fakta sejarah.

ADVERTISEMENTS

Soto mengatakan, penting untuk menempatkan cerita Carapax dalam realitas yang membumi sehingga tidak jatuh ke dalam konstruksi fantasi atau kekeliruan. Dia menggarisbawahi imperialisme Amerika adalah realitas yang ada namun sering diabaikan dalam buku-buku sejarah. Pasalnya, hal itu dianggap bagian gelap yang dilakukan AS di Amerika Latin.

ADVERTISEMENTS

Selain momen khusus ini, Blue Beetle juga terus-menerus merujuk pada cara perusahaan yang cenderung menggunakan negara-negara berkembang sebagai “taman bermain” dan membuat dampak pelemahan ekonomi lokal. Perusahaan-perusahaan itu juga menciptakan lapangan kerja murah sehingga memaksa warga negara setempat keluar dari negara mereka jika ingin memiliki akses terhadap pekerjaan yang lebih baik maupun pendidikan.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi