Kesalahan Ketika Sikat Gigi yang Masih Sering Dilakukan, Padahal Akibatnya Fatal

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak Cipta Foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada Pemilik Foto

 

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Kebersihan gigi dan mulut yang tidak terjaga baik dapat memicu terjadinya masalah kesehatan serius. Ironisnya, sebagian orang masih sering melakukan kesalahan saat membersihkan gigi.

ADVERTISEMENTS

Menurut pakar kesehatan mulut dr Sameer Patel, salah satu kesalahan paling umum yang kerap dilakukan oleh orang-orang adalah tidak melakukan flossing setiap hari. Flossing adalah aktivitas membersihkan sela-sela gigi dengan menggunakan dental floss atau benang gigi.

ADVERTISEMENTS

Flossing sangat bermanfaat untuk membersihkan sisa makanan pada area gigi yang sulit dijangkau oleh sikat gigi. Seperti diketahui, sisa makanan pada gigi bisa membentuk plak yang kemudian dapat mengikis email gigi serta membentuk karang gigi.

ADVERTISEMENTS

Manfaat lain dari flossing adalah menurunkan risiko gingivitis, gigi berlubang, serta gusi meradang, memerah, dan sakit. Oleh karena itu, Dr Patel menganjurkan orang-orang untuk flossing setiap hari.

ADVERTISEMENTS

Selain tidak flossing secara rutin, dr Patel mengatakan ada lima kesalahan lain yang kerap dilakukan orang-orang saat membersihkan gigi. Berikut ini adalah kelima kesalahan tersebut:

ADVERTISEMENTS

1. Tidak menyikat gigi dua kali sehari, terutama sebelum tidur

ADVERTISEMENTS

2. Tidak menyikat gigi dengan durasi minimal dua menit (sekitar 30 detik pada masing-masing sisi gigi)

ADVERTISEMENTS

3. Tidak menggunakan pasta gigi berfluoride

ADVERTISEMENTS

4. Menunggu usai sarapan baru menyikat gigi

5. Langsung menyikat gigi setelah makan

Menurut dr Patel, semua kesalahan ini perlu dihindari agar kesehatan dan kebersihan gigi serta gusi dapat terpelihara dengan baik. Hal ini penting diperhatikan karena kebersihan gigi dan gusi yang terabaikan bisa memunculkan masalah kesehatan yang lebih serius dari sekadar bau mulut.

“Tidak merawat gigi dan gusi Anda bisa memicu masalah seperti penyakit gusi, abses gigi, gigi keropos, infeksi, bahkan kehilangan gigi,” ujar dr Patel, seperti dilansir The Sun pada Selasa (5/9/2023).

Menurut studi, orang-orang yang mengidap penyakit gusi sedang hingga berat memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena diabetes tipe 2. Peningkatan risiko ini bisa mencapai 69 persen lebih tinggi.

Tak hanya itu, peradangan di mulut juga bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah. British Heart Foundation mengungkapkan bahwa kerusakan pembuluh darah bisa memicu terjadinya penyakit jantung koroner.

Di sisi lain, penyakit gusi juga bisa meningkatkan risiko sejumlah masalah kesehatan yang mematikan. Masalah-masalah kesehatan tersebut adalah serangan jantung, kanker pankreas, dan strok. Menurut University of Aberdeen, sekitar dua pertiga dari 160 pasien serangan jantung di rumah sakit mengidap infeksi gusi yang berat.

Studi juga menemukan bahwa kadar bakteri P gingivalis yang tinggi di dalam mulut bisa memicu lebih banyak kerusakan pada jantung. Selain itu, kadar bakteri P gingivalis yang lebih tinggi di mulut cenderung memicu penumpukan plak yang lebih banyak di arteri koroner.

“Semakin banyak studi juga menunjukkan pentingnya flossing bagi kesehatan saraf dan juga jantung,” kata dr Patel. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version