Kota yang Pernah Diperintah Ottoman Ini Jadi Pangkalan Militer AS demi Bantu Israel

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Asap mengepul setelah pesawat tempur Israel menargetkan beberapa bangunan di wilayah Palestina.

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Sejak meningkatnya eskalasi perang pendudukan Israel di Gaza, yang masih terjadi sampai sekarang ini, ternyata ada kota yang dimanfaatkan Amerika Serikat (AS) untuk memberikan bantuan militer kepada Israel. Kota itu adalah Chania yang terletak di pulau Kreta Yunani.

ADVERTISEMENTS

Kota tersebut telah memperlihatkan aktivitas militer yang belum pernah terjadi sebelumnya. Selama beberapa hari terakhir, lusinan pesawat militer Amerika yang mengangkut bantuan militer ke Tel Aviv telah mendarat di pangkalan udara di kota tersebut sebagai bagian dari dukungan militer tak terbatas yang diumumkan Presiden AS Joe Biden untuk pendudukan Israel.

ADVERTISEMENTS

Banyak pesawat tempur Amerika juga lepas landas setiap hari dari pangkalan Chania ke bandara Israel untuk mengirimkan bantuan militer ke Tel Aviv. Ini menjadikan kota Chania di Yunani menjadi pangkalan belakang dukungan Amerika terhadap perang Israel di Gaza.

ADVERTISEMENTS

Mengapa AS memanfaatkan Kota Chania ini? Dan bagaimana latar belakang kota tersebut di masa dahulu?

ADVERTISEMENTS

Dilansir di Arabic Post, Kota Chania adalah salah satu kota Yunani tertua. Kota ini dibangun di lokasi pemukiman kuno Kydonia, yang dianggap sebagai salah satu kota terpenting di pulau Kreta.

ADVERTISEMENTS

Selama masa pasca-Mycenaean, kota ini berkembang pesat dan tetap demikian hingga era Romawi, yakni ketika Augustus Caesar mendeklarasikan Kydonia sebagai kota merdeka. Banyak kota dan kuil kuno dibangun di wilayah tersebut, seperti Kuil Asclepius di Lysos.

ADVERTISEMENTS

Pada 823 M, kota Chania pertama kali bersentuhan dengan Islam, ketika para penakluk Muslim yang berasal dari Andalusia berhasil menaklukkan kota tersebut. Dampaknya, kota itu menyatu dengan kultur Arab dan bahasa pun menggunakan bahasa Arab. Sehingga umat Islam menyebutnya dengan Al Khoniyah (Khania).

ADVERTISEMENTS

Setelah Perang Salib…

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version