Selasa, 21/05/2024 - 13:22 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Palestina: Israel kepung Kota Gaza, lebih dari 9.000 warga Palestina tewas sejak awal pertikaian

BANDA ACEH – Militer Israel mengatakan pihaknya telah “menyelesaikan pengepungan Kota Gaza”.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari, mengatakan pasukannya telah menyerang pos-pos terdepan, markas besar, dan infrastruktur lain yang digunakan oleh Hamas.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Terletak di utara Jalur Gaza, Kota Gaza adalah bagian terpadat dari jalur tersebut sebelum serangan dimula. Namun pada 13 Oktober Israel memerintahkan warga sipil di Gaza utara untuk pindah ke selatan.

Tidak jelas berapa banyak warga sipil yang saat ini berada di Kota Gaza, namun gambar yang diambil pada Kamis (02/11) menunjukkan kerusakan yang meluas di seluruh kota dan jalan-jalan yang kosong.

PBB mengatakan empat sekolahnya di Gaza yang digunakan sebagai tempat perlindungan telah rusak dalam waktu kurang dari 24 jam setelah rekaman menunjukkan terjadinya dua ledakan di sekolah.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Lembaga tersebut mengatakan satu kerusakan terjadi di kamp pengungsi Jabalia, yang terbesar di Jalur Gaza, dilaporkan menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai lima lainnya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Dikatakan sekolah lain di kamp pengungsi Al-Shati juga rusak dan satu anak dilaporkan tewas. Kedua lokasi tersebut berada di utara Jalur Gaza.

Dalam sebuah pernyataan, badan tersebut mengatakan insiden itu terjadi setelah dua hari pengeboman besar-besaran di daerah tersebut.

ADVERTISEMENTS

PBB menyebut: “Lebih jauh ke selatan, dua sekolah yang berubah menjadi tempat penampungan di Kamp Pengungsi Al Bureij terkena serangan. Dua orang dilaporkan tewas dan 31 lainnya luka-luka.”

ADVERTISEMENTS

Kementerian kesehatan di Gaza mengatakan lebih dari 9.000 warga Palestina dilaporkan tewas terbunuh di Jalur Gaza sejak 7 Oktober silam, ketika konflik terbaru antara Israel dan Hamas pecah.

Berita Lainnya:
Mengejutkan! Beredar Video Mesum Oknum Pejabat Pemkab Taput Diduga Ngamar dengan ASN Cantik

Jumlah itu termasuk 3.760 anak yang meninggal dunia, sementara 32.000 lainnya terluka, menurut kementerian kesehatan.

Israel telah memborbardir Gaza dengan serangan udara sejak Hamas melakukan serangan terhadap Israel yang menewaskan lebih dari 1.400 orang, dan menyandera lebih dari 200 warga dan tentara Palestina.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan sebanyak 242 orang kini disandera di Gaza.

Hamas menyebut mereka menyembunyikan para sandera di penjuru Gaza, termasuk terowongan bawah tanah mereka.

Oleh karena itu, Israel mengatakan militernya kini menargetkan infrastruktur Hamas, termasuk terowongan dan peluncur roket.

Sementara itu, diperkirakan akan semakin banyak orang yang meninggalkan Gaza melintasi perbatasan Rafah yang menghubungkan Gaza dengan Mesir.

Ratusan warga negara asing meninggalkan Gaza, bagaimana dengan WNI?

Sebelumnya, sebanyak 335 orang pemegang paspor asing dan 76 warga Palestina yang mengalami luka-luka telah meninggalkan Gaza melalui pintu perbatasan Rafah – untuk pertama kalinya dalam tiga pekan terakhir.

Berita Lainnya:
Alasan Teuku Ryan Jarang Beri Nafkah Batin ke Ria Ricis Terkuak, Sebut Ingin Pertahankan Stamina

Pembukaan pintu perbatasan Rafah ini membuka peluang bagi Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk mengevakuasi para warga negara Indonesia dari Gaza ke Mesir.

WNI yang berada di Gaza saat ini berjumlah 10 orang. Selain tiga relawan lembaga penyalur bantuan kemanusiaan MER-C, WNI di Gaza adalah orang yang menikah dengan warga lokal.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, mengatakan tim Kemlu dari Kairo sudah berada di Rafah pada Rabu (01/11) untuk mempersiapkan kemungkinan evakuasi.

“Diperoleh informasi kemungkinan pergerakan evakuasi WNA, termasuk WNI, melalui pintu Rafah kemungkinan, sekali lagi kemungkinan, akan dapat segera dilakukan,” ungkap Retno sebagaimana dikutip dari situs Kemlu RI.

Retno mewanti-wanti bahwa situasinya sangat dinamis dan evakuasi kemungkinan tidak dilakukan secara sekaligus.

“Pergerakan kemungkinan besar tidak akan dapat dilakukan secara sekaligus, tetapi bertahap dan dengan mengutamakan keselamatan. Sekali lagi, dengan mengutamakan keselamatan.

“Betul-betul situasi sangat dinamis. Tapi yang kita perlu pastikan adalah kalau toh ada perjalanan, maka perjalanan itu sudah mendapat jaminan keamanan dari semua pihak sehingga evakuasi dapat dilakukan dengan selamat,” papar Retno.

Perbatasan Rafah dari Gaza ke Mesir dibuka untuk pertama kalinya sejak Israel melakukan serangan balasan atas serangan milisi Hamas pada 7 Oktober silam.

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
1 2 3 4 5

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi