Kamis, 16/05/2024 - 16:15 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Kasus Pembunuhan Pemimpin Hamas oleh Agen Rahasia Negara Teroris Israel yang Menarik Perhatian Dunia

 TEL AVIV — Mossad dan Shin Bet dilaporkan telah membentuk pusat operasi pasukan khusus yang bertugas melacak dan membunuh anggota unit komando Hamas yang memimpin serangan pada 7 Oktober. Operasi yang sama pun pernah menarik perhatian dunia dengan pembunuhan komandan Hamas Mahmoud al-Mabhouh Dubai, Uni Emirat Arab, pada  19 Januari 2010.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Al-Mabhouh adalah salah satu Orang Paling Dicari Israel karena menculik dan membunuh dua tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Dia memiliki ‘Halaman Merah’ atau nama kode untuk perintah pembunuhan Mossad.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Sebelum kematian Al-Mabhouh, ada tiga upaya pembunuhan terhadapnya. Namun, pembunuhan tersebut berhasil dilakukan saat dia menginap di hotel Al Bustan Rotana dalam Kamar 230.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Sebanyak empat pembunuh menunggu di balik pintu kamar hotel Al-Mabhouh ketika dia kembali dari pertemuan bisnis malam itu. Kepala polisi Dubai Jenderal Dhahi Khalifan Tamim mengatakan, 99 persen yakin Mossad berada di balik pembunuhan itu.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Perselisihan diplomatik besar pun terjadi usai pembunuhan itu. Inggris dan Irlandia mengusir diplomat Israel meskipun selama bertahun-tahun badan tersebut tidak menyangkal atau menerima tanggung jawab. UEA dan Israel dilaporkan tidak melakukan perbincangan selama 18 bulan sampai Amerika Serikat (AS) menjadi perantara perundingan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Peristiwa ini dikutip dari spyscape, diangkat menjadi sebuah film komedi aksi mata-mata Kidon atau Spear pada 2013 oleh  penulis dan sutradara Perancis-Israel Emmanuel Naccache. Namun dalam film ini, narasi menyatakan Mossad dijebak atas kasus pembunuhan itu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
Pemantau Sanksi PBB: Rudal Korut Mendarat di Ukraina

Kidon juga merupakan nama unit Mossad yang diduga merencanakan dan melaksanakan pembunuhan musuh-musuh Israel. Kelompok elit ahli pembunuh ini beroperasi di bawah organisasi spionase cabang Kaisarea.

ADVERTISEMENTS

Kaisarea merekrut tentara Pasukan Khusus IDF dan diyakini sebagai tim yang mengikuti al-Mabhouh pada tahun sebelum kematiannya. Mereka mempelajari pergerakannya, memasang perangkat mata-mata di komputernya, dan meretas server surelnya.

ADVERTISEMENTS

Cara ini yang membuat tim itu mengetahui saat al-Mahmoud memesan penerbangan Dubai secara daring. Tidak ada waktu untuk menyiapkan paspor palsu untuk tim yang diperkirakan terdiri dari dua lusin petugas dan tindakan ini yang membongkar keterlibatan intelijen Israel dalam pembunuhan tokoh Hamas tersebut.

Pasukan tersebut menggunakan paspor Inggris, Australia, Irlandia, Jerman, dan Prancis. Beberapa dipinjam atau dikloning dari orang Israel dengan kewarganegaraan ganda, yang lain dicuri dan direkayasa. Itu berisiko.

Tim tersebut telah terbang ke Dubai tiga kali dalam enam bulan dan perlu menggunakan kembali paspor yang sama. Meskipun demikian, penulis Rise and Kill First Ronen Bergman mengatakan. kepala Mossad Meir Dagan menyetujui rencana tersebut dan mendiktekan keputusannya kepada asistennya “Plasma Screen: diizinkan untuk dieksekusi”.

Berita Lainnya:
Hamas Terima Tanggapan Resmi Israel Soal Gencatan Senjata

Salah satu anggota tim adalah seorang Israel yang mendapatkan paspor Jerman dengan nama samaran Michael Bodenheimer, seorang Amerika yang berhak mendapatkan kewarganegaraan Jerman melalui ayahnya. Identitas ini adalah satu-satunya paspor yang tidak dipalsukan dalam Operation Plasma Screen tetapi terbukti menjadi mata rantai lemah dalam misi yang sangat koreografinya.

Mata-mata tersebut mengajukan permohonan dokumen Jerman menggunakan paspor Israel dan alamat fiktif sehingga ceritanya dengan cepat terbongkar. Di Cologne, Badan Kebijakan Kriminal Federal Jerman segera mengetahui bahwa ‘Michael Bodenheimer’ alias Uri Brodsky, alias Alexander Varin adalah orang yang sama.

Brodsky/Varin ditangkap di Polandia dan dipulangkan ke Jerman pada Agustus 2010. Setelah jaminan tunai sebesar 100 ribu euro dibayarkan untuk pembebasannya, Brodsky/Varin segera meninggalkan Jerman menuju Tel Aviv.

“Karena dia, kita sekarang tahu bahwa Mossad berada di balik semua yang terjadi di Dubai pada 19 Januari,” ujar Dan Magen dalam buku Israeli Mossad – The True Story yang diterbitkan 2017.

Hingga saat ini tidak jelas cara al-Mabhouh meninggal. Wartawan BBC Jane Corbin mengatakan, dia dicekik dengan bantal. Bergman mengatakan, para pembunuh menggunakan gadget dengan gelombang ultrasonik yang dapat menyuntikkan obat tanpa merusak kulit. Namun Magen menyatakan, mungkin kombinasi cara-cara tersebut digunakan.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi