Rabu, 01/05/2024 - 01:11 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Ketika Nafsu Justru Urungkan Niat Sayyidina Ali Membunuh Orang Musyrik

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Sayyidina Ali bin Ali Thalib adalah tokoh penting dalam sejarah Islam. Ia dikenal sebagai khalifah keempat setelah Nabi Muhammad SAW. Sayyidina Ali juga merupakan sepupu dan menantu Rasulullah serta suami dari Fatimah, putri Nabi.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Dalam karyanya yang berjudul Al-Maktubat, ulama asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi menceritakan peristiwa yang penuh ibrah (pelajaran) yang dialami Sayyidina Ali. Dalam suatu peperangan, Sayyidina Ali radhiyallahu anhu terlibat perang tanding dengan salah seorang jawara kaum musyrik. Ia berhasil mengungguli dan menjatuhkan lawannya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Makanan yang Dihidangkan untuk Penghuni Neraka

Ketika Sayyidina Ali hendak membunuhnya, ia meludahi wajah beliau. Akhirnya, Sayyidina Ali membebaskan dan meninggalkannya. Orang musyrik itu pun memandang aneh sikap Sayyidina Ali dan bertanya, “Mengapa engkau tidak membunuhku?”

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Sayyidina Ali menjawab, “Awalnya, aku ingin membunuhmu karena Allah. Namun, ketika engkau meludahiku, aku pun marah. Karena pengaruh nafsu telah menodai keikhlasanku, aku pun tidak jadi membunuhmu.”  

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Semestinya kelakuanku lebih memancing kemarahanmu sehingga engkau segera membunuhku. Jika agamamu begitu suci dan tulus, sudah pasti ia adalah agama yang benar,” ujar orang musyrik itu.

Berita Lainnya:
Kisah Singkat Nabi Adam AS Melaksanakan Haji untuk Pertama Kalinya

Dalam peristiwa yang lain, Said Nursi juga menceritakan seorang penguasa yang adil memecat seorang hakim ketika melihatnya marah saat melakukan eksekusi potong tangan terhadap pencuri.

Jika hakim itu memotong tangan pencuri demi tegaknya syariat dan hukum Ilahi, maka ia seharusnya menunjukkan rasa kasihan terhadapnya dan memotong tangannya tanpa menunjukkan kemarahan dan kasih sayang.

“Karena nafsu mempunyai andil dalam keputusan tersebut, sementara nafsu menafikan kemurnian keadilan, sang hakim pun dicopot dari jabatannya,” kata Nursi.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi