Minggu, 19/05/2024 - 05:15 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Kesal dengan Qatar yang Selalu Melindungi Hamas, Israel akan Buat Perhitungan

 DOHA — Israel memilih untuk sementara waktu mengesampingkan perbedaan pendapatnya dengan Qatar selama perundingan dengan Hamas. Namun Israel mengakui mulai beri perhitungan, dengan akan “menyelesaikan masalah” dengan negara Teluk tersebut setelah perang di Gaza berakhir.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Hal ini disampaikan seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Israel pada Rabu (29/11/2023). Israel merasa kesal dengan Qatar yang selama ini telah memfasilitasi tempat berlindung bagi para pemimpin dan pejabat Hamas di luar negeri. Sebagaimana Doha setuju untuk menjadi tuan rumah negosiasi, sekaligus kantor utama Hamas pada 2012.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Padahal hal itu atas permintaan Amerika Serikat untuk menjaga saluran komunikasi dengan kelompok pejuang militan Palestina tersebut. Dalam sebuah wawancara di Radio Angkatan Darat Israel, Wakil Direktur Jenderal Urusan Strategis di Kementerian Luar Negeri Israel, Joshua Zarka, mempertanyakan peran Qatar dalam segala hal yang berkaitan kedekatannya dengan Hamas.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Posisi Qatar yang menjadi tuan rumah negosiasi, seolah melegitimasi “kegiatan Hamas.” Karena itu menurutnya Israel perlu menilai kembali hubungan dengan Qatar tersebut setelah perang selesai. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Hamas Siap Damai, Israel Ngotot Lanjutkan Perang

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Saat ini kami membutuhkan mereka. Tapi ketika hal ini berlalu, kami akan menyelesaikan masalah dengan mereka,” kata Zarka.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Doha telah memainkan peran penting dalam melakukan mediasi dengan Hamas dan Israel, memfasilitasi gencatan senjata kemanusiaan. Qatar memediasi kesepakatan gencatan senjata selama empat hari yang mulai berlaku pada hari Jumat, 24 November pukul 07.00 waktu Gaza dan telah diperpanjang dua hari lagi hingga Kamis (30/11/2023) pagi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Qatar tidak memiliki hubungan resmi dengan Israel dan telah berulang kali menegaskan kembali pendiriannya terhadap normalisasi hubungan diplomatik dengan negara pendudukan ini. Posisi Qatar tidak seperti negara-negara Teluk Arab lainnya seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain.

ADVERTISEMENTS

Doha juga menjadi tuan rumah kantor politik Hamas sejak tahun 2012, menyusul permintaan dari Washington untuk membangun saluran komunikasi. Qatar menegaskan kantor Hamas yang berbasis di Doha berfungsi sebagai lembaga yang didedikasikan untuk upaya perdamaian.

ADVERTISEMENTS

Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani membela kantor Hamas pada tanggal 14 Oktober, dan mengatakan bahwa ini adalah cara “berkomunikasi dan membawa perdamaian dan ketenangan di wilayah tersebut.”

Berita Lainnya:
AS Tunda Penjualan senjata ke Israel di Tengah Ketegangan Jalur Gaza

Jumat lalu, jurnalis Prancis Georges Malbrunot melaporkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diduga telah menyampaikan kepada Doha bahwa Mossad, badan intelijen Israel, tidak akan melakukan pembunuhan di dalam perbatasan negara Teluk tersebut.

Malbrunot mengatakan sumber mengatakan kepadanya bahwa Qatar menetapkan kondisi ini sebelum mengambil perannya sebagai mediator perundingan gencatan senjata antara rezim Israel dan kelompok perlawanan.

Netanyahu sebelumnya telah memberikan perintah kepada Mossad untuk membunuh pejabat senior Hamas, sebuah sumber rahasia yang mengetahui rahasia masalah tersebut dan dirinci kepada Malbrunot.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi