Rabu, 01/05/2024 - 05:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

 GoTo, TikTok, dan UGM Kolaborasi Bangun Pusat Pengembangan Talenta Digital

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Kolaborasi antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (Grup GoTO), TikTok, dan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam mendirikan GoTo x TikTok x UGM Technology Center dinilai sebagai sebuah langkah yang tepat. Pusat pengembangan talenta digital yang didirikan di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM tersebut menjadi jawaban atas tingginya kesenjangan talenta digital di Indonesia di tengah upaya mendorong digitalisasi ekonomi.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi digital ekonomi yang besar. Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2023, gross merchandise value (GMV) ekonomi digital pada tahun ini diperkirakan sebesar 82 miliar dolar AS. Pada 2025, GMV ekonomi digital diperkirakan naik menjadi 109 miliar dolar AS.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Nilai ekonomi digital RI diperkirakan tumbuh menjadi kisaran 210 miliar dolar AS – 360 miliar dolar AS pada 2030 mendatang.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Potensi pertumbuhan ekonomi digital tersebut juga dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan talenta digital. Sayangnya, pasokan talenta digital lokal masih kurang mencukupi. Bank Dunia dan McKinsey menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital pada 2030.

ADVERTISEMENTS

Jika dirata-rata, kebutuhan talenta digital ini mencapai 600.000 orang per tahun. Sayangnya, hingga saat ini, perguruan tinggi di Indonesia hanya mampu menyuplai sekitar 100.000-200.000 talenta digital per tahun. Artinya, terdapat gap sebesar 400.000-500.000 talenta digital per tahun.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Dosen Program Studi Sistem Informasi UNM Berikan Pelatihan AppSheet kepada Pengurus JPRMI

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengakui, kesenjangan atau gap talenta digital di Indonesia terbilang tinggi. Itu sebabnya, pekerja asing di industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) cukup marak.

Berdasarkan data, kata Huda, sebanyak 60 persen perusahaan fintech mengaku kesulitan mendapatkan talenta bidang data programming dan data analytics. Tak heran, perusahaan fintech kemudian merekrut tenaga kerja asing untuk menutup kesenjangan tersebut.

“Kerja sama GoTo, TikTok, dan UGM dalam membangun pusat pengembangan talenta digital diharapkan bisa menghadirkan talenta-talenta digital lokal yang akan mengisi kesenjangan tersebut,” ujar Huda melalui siaran pers, Senin (18/12/2023).

Kesenjangan talenta digital yang terlalu tinggi ini juga mengakibatkan tingginya upah tenaga kerja untuk beberapa pos tertentu bidang TIK. Akibatnya, Huda mengatakan, perusahaan digital skala menengah ke bawah kesulitan untuk memperoleh talenta digital. Mereka kalah bersaing dengan perusahaan besar yang dengan mudah memperoleh talenta digital tersebut.

Berita Lainnya:
Dosen Asal Belanda Paparkan Kesempatan Beasiswa di Negaranya saat Diundang UKI

“Maraknya pekerja asing dan upah talenta digital yang terlampau tinggi menunjukkan ada masalah. Itu sebabnya, perlu secepatnya untuk mengakselerasi pengembangan talenta digital di Indonesia. GoTo x TikTok x UGM Technology Center diharapkan bisa melengkapi upaya akselerasi yang telah dilakukan selama ini melalui berbagai bootcamp,” kata Huda.

Yang menarik, Huda mengatakan, terobosan GoTo, TikTok, dan UGM bukan saja ditujukan untuk menyelesaikan masalah satu atau dua perusahaan. Nantinya mahasiswa yang telah mendapatkan pelatihan dari GoTo x TikTok x UGM Technology Center bisa menjadi supply tenaga kerja untuk perusahaan-perusahaan digital lainnya sesuai dengan kebutuhan industri digital.

Maka demikian, ke depan, suplai talenta digital lokal akan terus bertambah. Dampaknya, upah tenaga kerja di bidang TIK akan lebih terjangkau karena persaingan tenaga kerja akan lebih sehat. Dengan begitu, usaha kecil dan menengah (UKM) nantinya mampu merekrut talenta digital yang andal.

“Sehingga nantinya akan ada semakin banyak platform digital yang muncul. Lebih banyak perusahaan digital yang memiliki talenta berkualitas. Ini semua akan menjadi penopang dan memberikan efek positif bagi ekonomi digital Indonesia ke depan,” ujar Huda.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi