Jumat, 03/05/2024 - 21:03 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Waspadai Grooming Sebagai Awal Menuju Pelecehan Seksual, Begini Ciri-cirinya

ADVERTISEMENTS

Pelecehan terhadap anak (ilustrasi). Peneliti menemukan materi pelecehan anak digunakan untuk melatih AI Membuat gambar.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Orang tua dari artis Sandrinna Michelle mengeluhkan gaya pacaran anaknya yang terlalu dewasa. Orang tua Sandrinna menyebut putrinya sudah “dicuci otak” sehingga jauh dari keluarga.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Namun, apa yang disebut grooming atau cuci otak dalam konteks psikologi? Psikolog klinis dan dosen psikologi UPI Bandung, Ifa Hanifah Misbach menjelaskan bahwa grooming, yang secara harfiah berarti merawat diri untuk terlihat baik, memiliki makna dalam konteks pelecehan seksual.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Ifa menjelaskan bahwa grooming merupakan upaya fake good atau pura-pura baik yang dilakukan seseorang dengan sengaja terhadap anak atau remaja, dengan bertujuan untuk melakukan pelecehan seksual. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Bayi Filipina Derita Sindrom Manusia Serigala, Akibat Ibu Makan Kucing Liar Saat Hamil?

“Dalam konteks pelecehan seksual, grooming adalah upaya manipulatif untuk mendekati anak atau remaja dengan maksud melakukan pelecehan,” kata Ifa kepada Jumat (22/12/2023). 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Pelecehan seksual seringkali menunggu waktu yang tepat. Pelaku grooming membangun hubungan emosional jauh sebelum melakukan aksi mereka. Hal ini membuat orang tua sering kali tidak menyadari bahwa anak mereka tengah mengalami grooming, terutama pada anak atau remaja yang belum memahami benar apa itu pelecehan seksual.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Ifa memberikan beberapa contoh modus grooming yang perlu menjadi perhatian orang tua agar lebih peka terhadap potensi pelecehan seksual. Beberapa di antaranya adalah memberikan hadiah, perhatian yang berlebihan sebagai tempat curhat, peningkatan kontak fisik secara seksual setelah korban merasa nyaman secara emosional, dan penggunaan konten seksual sebagai alat manipulasi.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Dokter: Puasa tak Berarti Otomatis Menurunkan Gula Darah Dalam Tubuh

“Hal ini membuat korban merasa berutang budi karena diistimewakan oleh si pelaku. Setelah korban nyaman secara emosi dengan pelaku, pelaku semakin berani melakukan sentuhan kontak fisik secara seksual,” ujar Ifa.

Ifa mengatakan bahwa banyak orang tua tidak menyadari bahwa anak mereka sedang mengalami grooming, terutama pada anak-anak atau remaja yang belum sepenuhnya memahami apa itu pelecehan seksual. Ifa mengimbau orang tua untuk lebih peka terhadap tanda-tanda anak sedang mengalami grooming. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi