Selasa, 30/04/2024 - 01:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Viral Jurnalis Dipukuli saat Arak-arakan Jenazah Lukas Enembe, AJI Jayapura Buka Suara

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH  – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jayapura memberikan tangapannya terkait tindakan pengeroyokan dan penjarahan peralatan kerja yang dialami oleh seorang jurnalis CNN Indonesia, Arie Bagus Poernomo.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

AJI Jayapura dalam rilisnya kepada media, menyatakan mereka mengutuk aksi kekerasan yang terjadi di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, pada Kamis (28/13/2023) tersebut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Berdasarkan informasi yang diterima AJI Jayapura, insiden yang menimpa Arie terjadi sekitar pukul 10.15 WIT.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Kejadian berlangsung ketika Arie sedang meliput proses penjemputan jenazah mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe yang tiba di Bandara Sentani, Jayapura pada pagi hari.

ADVERTISEMENTS

Arie telah dihubungi sejak Rabu (27/12/2023) malam, untuk meliput perkembangan situasi menjelang kedatangan jenazah Lukas Enembe.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Saat jenazah tiba di Bandara Sentani, Arie melaksanakan tugasnya dengan mendokumentasikan video kedatangan jenazah tersebut.

Setelah meliput di Bandara Sentani, Arie mengikuti iring-iringan massa yang membawa jenazah menuju kampus Stakin.

Berita Lainnya:
Nilai Serangan Hasto PDIP Kepada Jokowi Sudah Buas, Relawan Akan Balas di Pilkada Serentak

Sesampainya di pertigaan Pasar Lama Sentani, Arie sempat mendokumentasikan video perarakan jenazah mengunakan telepon seluler.

Tiba-tiba seorang warga yang mencoba merebut alat kerja Arie berupa sebuah telepon seluler tersebut.

Melihat kondisi itu, Arie pun langsung mengamankan hasil liputannya dan memasukkan telepon seluler ke dalam baju.

Karena menolak menyerahkan telepon seluler, Arie dipukul sejumlah orang hingga terjatuh.

“Karena ingin mengamankan gambar hasil liputan, saya pun tertelungkup di aspal. Massa yang tak diketahui jumlahnya mulai dikeroyok,” ungkap Arie. 

Meskipun serangan brutal tersebut berlangsung sebentar, tindakan tersebut segera dihentikan oleh Kapolres Jayapura, AKBP Fredrickus Maclarimboen.

Arie kemudian dievakuasi ke Pos Brimob oleh aparat kepolisian dan selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Yowari di Sentani untuk mendapatkan perawatan medis.

“Saya langsung dijemput sama teman dan dibawa ke Rumah Sakit Yowari di Sentani untuk mendapatkan pelayanan medis,” tuturnya.

Pemeriksaan di rumah sakit menunjukkan cedera pada tempurung lutut kanannya.

Berita Lainnya:
KPU Abaikan Amicus Curiae Megawati hingga Habib Rizieq Shihab

AJI pun mengecam keras segala jenis tindakan pengeroyokan dan penjarahan terhadap jurnalis yang melakukan di Jayapura terutama yang menimpa pada Arie.

Mereka menganggap aksi tersebut sebagai pelanggaran terhadap kebebasan pers di Tanah Papua.

Hal ini disampaikan oleh Lucky Ireeuw selaku Ketua AJI Jayapura, dan Safwan Ashari sebagai Wakil Koordinator Advokasi AJI Jayapura pun menyoroti kejadian tersebut.

Keduanya mewakili AJI Jayapura kemudian mengeluarkan beberapa poin sikap terkait aksi pengeroyokan hingga perampasan alat kerja jurnalis di Manokwari.

1. AJI Jayapura mengecam keras aksi pengeroyokan hingga upaya perampasan alat kerja jurnalis di Jayapura. Aksi tersebut dinilai sebagai perbuatan yang mencederai kebebasan pers di Tanah Papua.

2. Meminta kepada seluruh jurnalis yang meliput di Jayapura, Papua, agar harus mengutamakan keselamatan di atas segalanya.

3. AJI Jayapura meminta masyarakat di Jayapura, Papua agar memahami tugas pers yang menyampaikan informasi sesuai fakta dan independen.

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi