Menlu AS Blinken Bertemu Mahmoud Abbas di Tepi Barat

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kiri) bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kanan) di kota Ramallah, Tepi Barat.

ADVERTISEMENTS

WASHINGTON — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas di daerah pendudukan Tepi Barat. Pertemuan ini dilakukan setelah ia bertemu pemimpin Israel.

ADVERTISEMENTS

Menurut wartawan yang ikut dalam perjalanan itu, Blinken menyeberangi pos pemeriksaan Israel untuk tiba di ibu kota de facto Palestina, Ramallah. Kunjungan ini satu hari setelah ia bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan kabinet perangnya membahas perang Israel di Gaza, ketegangan di kawasan, dan masa depan konflik Israel-Palestina.

ADVERTISEMENTS

Dalam konferensi pers, Rabu (10/1/2024), Blinken mengatakan ia akan membahas tanggung jawab reformasi Otoritas Palestina dan meningkatkan pengelolaan pemerintahnya. Pernyataan ini mencerminkan pandangan Washington bahwa Abbas harus merombak pemerintahnya untuk mengelola Gaza pascaperang.

ADVERTISEMENTS

Otoritas Palestina yang hanya memiliki kekuasaan terbatas di daerah pendudukan Tepi Barat masih menjadi harapan terbaik untuk menyatukan pemerintahan Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

ADVERTISEMENTS

Kunjungan Blinken ke Israel dilakukan setelah ia tur ke sekutu-sekutu AS di Timur Tengah. Ia mengatakan negara-negara mayoritas muslim dan Arab itu ingin memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Israel, tapi hanya bila memasukkan syarat jalan praktis menuju negara Palestina.

ADVERTISEMENTS

Perundingan yang ditengahi AS untuk pendirian negara Palestina di tanah yang kini diduduki Israel satu dekade yang lalu gagal. Pemimpin ekstrem kanan Israel yang berkuasa menolak pendirian negara Palestina.

ADVERTISEMENTS

Dalam konferensi persnya, Blinken menolak menjelaskan bagaimana Netanyahu dan kabinetnya menanggapi seruannya tentang negara Palestina. Ia mengatakan Israel harus membuat keputusan yang sulit, pilihan yang sulit untuk memanfaatkan kesempatan yang ditawarkan oleh integrasi regional.

ADVERTISEMENTS

“Kekerasan pemukim ekstremis yang dilakukan dengan impunitas, perluasan pemukiman, penghancuran, penggusuran, semuanya mempersulit, bukan mempermudah, Israel untuk mencapai perdamaian dan keamanan yang langgeng,” katanya, menyinggung konflik di Tepi Barat.

ADVERTISEMENTS

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version