Selasa, 21/05/2024 - 08:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Kapan Anak Harus Memeriksakan Mata ke Dokter?

Pelajar menjalani pemeriksaan mata saat skrining penyakit tidak menular (PTM) di SMPN 21 Bandung, Babakan Ciparay, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Rabu (1/3/2023). Skrining penyakit tidak menular yang diprioritaskan untuk penyakit diabetes melitus, hipertensi dan mata tersebut bertujuan untuk deteksi dini serta pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular pada kelompok umur 15-19 tahun.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

JAKARTA — Dokter spesialis mata yang juga pengajar di Universitas Brawijaya dr Lely Retno W SpM (K) menyebutkan orang tua perlu mengenali beberapa ciri bahwa anak mereka membutuhkan pemeriksaan mata supaya mereka bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat. Lely saat acara daring yang diikuti dari Jakarta, Sabtu (20/1/2024), mengatakan biasanya salah satu masalah kesehatan mata yang dihadapi anak-anak ialah penglihatan kabur atau buram.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan
Berita Lainnya:
Kepala BKKBN Sebut ASI yang Dibekukan Lebih Baik dari ASI Bubuk

“Salah satu ciri atau tandanya biasanya anak-anak suka memicingkan matanya. Itu dia memicingkan mata untuk mencoba penglihatannya agar fokus agar apa yang dia lihat terlihat jelas,” kata Lely. Selain itu, ciri lain dari anak yang membutuhkan pemeriksaan mata ialah kerap mengucek mata karena merasa tidak nyaman dengan penglihatannya yang tidak jelas.

Kebiasaan mengucek mata ini, biasanya juga disertai dengan keluhan pusing. Apabila ciri-ciri tersebut terjadi pada buah hati, orang tua dianjurkan menanyakan pada anak terkait rasa tidak nyaman itu dan membawanya untuk mengikuti pemeriksaan mata agar bisa diketahui apakah matanya bermasalah atau tidak.

Sang dokter juga memberikan kiat mudah agar baik orang tua maupun anak bisa melakukan pemeriksaan awal apakah matanya mengalami masalah atau tidak. “Bisa dengan mencoba menutup salah satu matanya dari situ bisa dilihat penglihatannya kabur atau tidak. Anak-anak, kan, enggak pernah menutup salah satu matanya. Kalau dua-duanya terbuka, kan, kelihatannya oke-oke saja, kalau satu ditutup ternyata mata lainnya kabur. Itu artinya perlu diperiksa,” kata Lely.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Influencer Promosikan Suplemen Embel-Embel Sehat, Masyarakat Diimbau tak Langsung Percaya

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Terkait dengan masalah gangguan penglihatan anak, pada akhir 2023 Ikatan Profesi Optometris Indonesia (IROPIN) menyebutkan bahwa sejak pandemi Covid-19 didapati 400 dari 1.000 anak Indonesia mengalami gangguan mata atau kelainan refraksi dini. Salah satu penyebabnya ialah kebiasaan mengakses gawai yang tidak terkontrol dan membuat anak melebihi batas waktu ideal terpapar layar gawai.

sumber : antara

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi