Jumat, 17/05/2024 - 10:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

HIBURAN

Tewaskan Dokter Kecantikan, Apa Ciri-Ciri Kebocoran AC Mobil?

JAKARTA — Beberapa hari lalu, seorang dokter kecantikan ditemukan tewas di dalam mobil di Cibubur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pihak kepolisian menduga bahwa kematian sang dokter disebabkan oleh kebocoran AC.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Secara umum, AC pada mobil merupakan sistem yang berfungsi untuk mendinginkan udara dan meregulasi kelembapan di dalam kabin mobil. Sistem AC pada mobil terdiri dari beberapa komponen, termasuk kondensor, evaporator, dan kompresor.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Untuk menjaga kabin (mobil) Anda tetap dingin dan terkondisikan, refrigeran (zat pendingin) tak berwarna dan relatif tak berbau bersirkulasi di sepanjang sistem AC,” ungkap TiresPlus melalui laman resminya, seperti dikutip pada Senin (22/1/2024).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Di sepanjang sistem AC, refrigeran seperti fFreon bersirkulasi dalam bentuk cair dan gas. Refrigeran ini akan menyedot panas keluar dari evaporator di kabin, mendorong panas tersebut keluar dari kondensor di bawah kap, kemudian mengalirkan udara dingin melalui evaporator dan masuk ke dalam kabin mobil.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Refrigeran bisa mengalami kebocoran kapan saja di dalam siklus ini, terutama ketika ada bagian-bagian dari sistem AC yang melonggar, lusuh, atau rusak,” ungkap TiresPlus.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Lima Aktor Ini Minta Penonton untuk tidak Menonton Filmnya 

Di beberapa tahap siklus pendinginan, refrigeran bekerja dalam bentuk gas. Sedikit lubang pada sistem AC bisa membuat refrigeran dalam bentuk gas ini bocor dan masuk ke dalam mobil. Kebocoran ini biasanya cukup sulit terdeteksi.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Kebocoran ini bisa menyebabkan embusan udara hangat, kerusakan pada komponen AC, dan bahkan masalah kesehatan,” ungkap Automovill melalui laman resminya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Salah satu masalah kesehatan yang bisa timbul adalah keracunan refrigeran. Kondisi ini bisa terjadi ketika seseorang menghirup terlalu banyak refrigeran seperti freon, sehingga asupan oksigen ke sel-sel tubuh dan paru-paru jadi terputus.

ADVERTISEMENTS

Paparan zat kimia refrigeran yang ringan umumnya tidak berbahaya. Keracunan refrigeran cenderung jarang terjadi, kecuali dalam kasus-kasus tertentu seperti mendapatkan paparan refrigeran di ruang tertutup seperti mobil.

ADVERTISEMENTS

Pada tahap ringan sampai dengan sedang, keracunan refrigeran bisa memunculkan beberapa gejala. Berikut ini adalah gejala-gejalanya, seperti dikutip dari laman resmi Healthline:

1. Iritasi pada tenggorokan, telinga, dan mata

Berita Lainnya:
Nola B3 Wariskan Kebiasaan Minum Jamu kepada Dua Putrinya

2. Mual

3. Muntah

4. Sakit kepala

5. Frostbite (bila terpapar freon cair)

6. Batuk

7. Luka bakar kimia di kulit

8. Pening

Pada tahap yang berat, keracunan refrigeran bisa memunculkan gejala yang juga lebih hebat. Berikut ini adalah gejalanya:

1. Penumpukan cairan atau perdarahan di paru-paru

2. Sensasi terbakar di kerongkongan

3. Muntah darah

4. Kesulitan untuk bernapas

5. Penurunan status mental

6. Irama jantung tak beraturan

7. Kejang

8. Kehilangan kesadaran

Melalui laman resminya, WebMD menyatakan bahwa orang yang mengalami keracunan refrigeran perlu segera mendapatkan pertolongan. Semakin lama pertolongan diberikan, akan semakin memburuk kondisinya.

“Pertolongan medis segera akan mengurangi kerusakan yang mungkin Anda alami,” kata WebMD.

Bila tidak diberikan penanganan medis, keracunan refrigeran bisa berkembang menjadi kondisi yang fatal atau mematikan dalam waktu 72 jam. Keracunan refrigeran yang tak ditangani secara medis juga berpotensi menyebabkan kerusakan permanen pada otak.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi