Kamis, 16/05/2024 - 05:25 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Gimik Gibran saat Debat Dinilai Berikan Sentimen Negatif dan Gerus Elektabilitas

Analis Politik dari Universitas Jember Muhammad Iqbal menilai calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka belum matang dan tak punya kecerdasan emosional yang memadai setelah menyaksikan jalannya Debat keempat Pilpres 2024, Minggu 21 Januari 2024.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Dalam debat tersebut, menurut Iqbal, Gibran cenderung sibuk menampilkan gimik dan menyerang personal lawan-lawan politiknya. Di sisi lain, dua cawapres lainnya, Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar, yang justru terlihat lebih substansial dalam beradu gagasan.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Cara yang dilakukan Pak Mahfud dan Cak Imin itu tampak jelas sudah berupaya untuk menguasai paradigma dari kebijakan dari tema debat yang tentang pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup, agraria, pertanian, masyarakat adat dan desa. Gibran, menurut saya tidak dalam menyampaikan sudut pandang paradigma kebijakan atau level pada policy maker,” ujarnya, Rabu (24/1/2024).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Ia pun menganggap wajar jika performa debat Gibran berbuah sentimen negatif dan banjir kritik sebagaimana terekam di sejumlah survei pascadebat. Ia menilai bahwa sentimen itu bakal menggerus elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Debat itu paling tidak punya pengaruh tiga sampai tujuh persen. Publik yang bersentimen negatif saya kira wajar. Secara pengalaman, Gibran memang belum cukup matang dan terlihat belum memiliki kecerdasan emosional yang matang,” kata dia.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Tak Terima Putusan, PDIP Sebut MK Legalkan Othoritarian Democracy Jokowi

Dalam komunikasi debat, menurut Iqbal, terdapat dua strategi yang lazim digunakan, yakni komunikasi suportif dan komunikasi defensif. Komunikasi suportif lebih mendorong diskusi yang setara dan terbuka. Sementara komunikasi defensif menonjolkan siasat menjatuhkan lawan ketimbang adu gagasan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Apa yang dilakukan oleh Gibran dengan lebih banyak menanyakan terminologi itu justru cenderung kepada defensif. Artinya, strategi untuk bagaimana melontarkan istilah atau terminologi yang sifatnya cenderung demonstratif, berupaya untuk menjebak Mahfud dan Muhaimin dengan beberapa pertanyaan itu,” ucap Iqbal.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Dalam salah satu segmen debat, Gibran sempat melontarkan pertanyaan mengenai greenflation atau inflasi hijau kepada Mahfud tanpa merinci penjelasan terminologi itu. Gibran juga sempat “mengolok-olok” Mahfud yang ia anggap sama sekali tak menjawab pertanyaan.

ADVERTISEMENTS

Serupa, pada segmen kelima debat, Gibran menanyakan alasan tim kampanye paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) menggaungkan soal maksimalisasi penggunaan lithium ferrophosphate (LFP) dalam baterai kendaraan listrik. Gibran juga irit penjelasan soal LFP.

ADVERTISEMENTS

Iqbal memandang taktik Gibran dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan jebakan itu menunjukkan kecongkakan. Pasalnya, Gibran terlihat seolah sudah menyiapkan gimik untuk melecehkan Mahfud dan Cak Imin di panggung debat.

Berita Lainnya:
Surya Paloh: Usulan Hak Angket tak Lagi Up To Date

“Dia banyak main gimik, tapi tim suksesnya memfabrikasi. Misalnya, soal Gibran salaman dengan Mahfud (usai debat). Itu dianggap kesopanan sebagai anak muda. Itu bagian upaya untuk mengelabui persepsi publik, untuk dikacaukan. Padahal, memang dia tidak matang secara pengalaman,” ucap Iqbal.

Dia melihat bahwa Mahfud terlihat memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang lebih mumpuni ketimbang para cawapres lainnya. Muhaimin tampak memperlihatkan kecerdasan situasional. Itu terlihat saat Mahfud dan Muhaimin tetap tenang saat menerima sindiran dari Gibran. Keduanya secara elegan juga bisa mengembalikan serangan Gibran dengan kritik tersirat.

“Prof Mahfud memang sempat terpancing emosi ketika ditanya greenflation. Tetapi, dia dengan kematangannya tetap sabar dan tidak mau meladeni. Gibran juga menyerang Cak Imin yang menjawab dengan contekan. Justru dengan sangat tenang dan santai, Cak Imin menjawab, ‘Iya, saya memang melihat catatan. Tapi, yang penting ini bukan catatan Mahkamah Konstitusi’,” ujar Iqbal.

Menurut Iqbal, nasib bangsa ini bakal dipertaruhkan jika sosok seperti Gibran memenangi Pilpres 2024 dan dibiarkan berkuasa. Selain tak matang dan kualitas kecerdasan emosionalnya rendah, gagasan-gagasan Gibran dalam debat juga terkesan sama sekali tak menyentuh persoalan di lapangan.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi