“Departemen pengadaan saya saat ini bekerja tiga kali lebih keras untuk mendapatkan sesuatu,” kata Martina Nighswonger, CEO dan pemilik Gechem GmbH & Co KG, yang mencampur dan membotolkan bahan kimia untuk klien industri besar, dilaporkan Reuters, Senin (22/1/2024) lalu.
Akibat penundaan tersebut, Gechem, yang menghasilkan penjualan tahunan sebesar dua digit jutaan euro, telah menurunkan produksi mesin pencuci piring dan tablet toiletnya. Hal tersebut karena mereka tidak dapat memperoleh cukup trinatrium sitrat serta asam sulfamat dan asam sitrat.
Menurut Nighswonger, saat ini perusahaan yang dipimpinnya sedang meninjau sistem tiga sifnya. Dia menambahkan bahwa dampak buruk dari keterbatasan transportasi dapat tetap menjadi masalah setidaknya pada paruh pertama tahun 2024.
Nighswonger mengatakan, situasi tersebut menyebabkan diskusi terbuka dengan pelanggan. “Jika kita mendapatkan tiga muatan truk, bukan enam, setiap pelanggan hanya mendapat sebagian dari jumlah pesanan mereka, tapi setidaknya semua orang mendapat sesuatu,” katanya.
Produsen bahan kimia khusus yang lebih besar, Evonik, juga mengatakan pihaknya terkena dampak perubahan rute kapal-kapal yang biasanya melintasi Laut Merah. Evonik mengungkapkan bahwa beberapa kapal telah mengubah arah sebanyak tiga kali dalam beberapa hari terakhir.
Evonik mengatakan pihaknya mencoba memitigasi dampak tersebut dengan melakukan pemesanan lebih awal dan beralih ke angkutan udara. Pengiriman via udara dianggap sebagai pengganti sementara karena beberapa bahan kimia tidak diperbolehkan untuk diangkut menggunakan pesawat.
Badan industri Jerman, VCI, telah lama menyoroti ketergantungan pada impor dari Asia. VCI mengatakan bahwa meskipun penghentian produksi harus dibatasi hanya pada kasus-kasus tertentu, penundaan impor melalui Laut Merah merupakan beban tambahan bagi industri yang sudah melemah. “Dampaknya terutama terlihat pada perusahaan-perusahaan kimia berukuran menengah dan khusus,” kata Kepala Ekonom VCI Henrik Meincke, seraya menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut seringkali mendapatkan bahan mentah dalam jumlah besar dari Asia.
Krisis di Laut Merah terjadi ketika perekonomian Jerman berada di bawah tekanan akibat resesi, serta tingginya biaya tenaga kerja dan energi. Menurut S&P Global, sektor bahan kimia di Eropa, bersama dengan mobil dan ritel, dipandang sebagai sektor yang paling rentan.
Sejak 19 November 2023, kelompok Houthi telah meluncurkan puluhan serangan rudal dan drone ke kapal-kapal komersial yang melintasi Laut Merah. Houthi mengklaim mereka hanya membidik kapal-kapal milik Israel atau menuju pelabuhan Israel.
Serangan terhadap kapal-kapal tersebut merupakan bentuk dukungan Houthi terhadap perjuangan dan perlawanan Palestina. Sejak Houthi aktif menyerang kapal-kapal di Laut Merah, sejumlah perusahaan kargo memutuskan untuk menghindari wilayah perairan tersebut.
Perubahan jalur laut dengan menghindari pelayaran melintasi Laut Merah dapat menyebabkan penundaan pengiriman kargo dan memicu kenaikan ongkos pengiriman. Hal itu karena Laut Merah merupakan jalur terpendek antara Asia dan Eropa melalui Terusan Suez. Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar.
sumber : reuters
Sumber: Republika