Jumat, 24/05/2024 - 08:30 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Soal Netralitas, Jokowi Harus Perbaharui Pernyataan

BANDA ACEH -Jelang hari pencoblosan, netralitas TNI-Polri hingga Badan Intelijen Negara (BIN) masih jadi pertanyaan besar segenap elemen masyarakat.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Untuk menjawab pertanyaan itu, Presiden Joko WIdodo perlu memperbarui pernyataannya terkait netralitas itu.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, berpendapat, netralitas semakin disorot publik. Terlebih Presiden Jokowi pernah mengeluarkan pernyataan sembari membawa kertas bertuliskan presiden boleh kampanye dan boleh memihak.

“Presiden ini mirip emak-emak ARM (Aliansi Rakyat Menggugat) sering demo bawa kardus yang kritik penguasa di depan Sarinah Jakarta Pusat,” kata Muslim, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (7/2).

Berita Lainnya:
KPU Tetapkan 50 Anggota DPRD Kota Surabaya Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Dia menilai pernyataan Jokowi itu berbahaya, karena memicu aparatur negara menjadi tidak netral, demi mengamankan perintah presiden.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Maka, Jokowi harus memperbaharui pernyataannya, setelah nenteng kardus berisi UU Pemilu yang tidak lengkap itu. Dia harus bikin pernyataan lagi, bahwa TNI-Polri, ASN, harus netral, menteri-menteri harus netral, termasuk semua jajaran di bawahnya, termasuk para gubernur,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Dirjen Bea Cukai Punya Kekayaan Rp 51,8 Miliar, dalam Setahun Melonjak Rp 8,5 Miliar

Karena, tambah dia, rasanya sulit tercipta netralitas di kalangan TNI-Polri dan ASN, bila Presiden Jokowi tidak memperbaharui pernyataannya.

“Pernyataan Jokowi soal cawe-cawe dan memihak itu merusak Pilpres, demokrasi, dan Pemilu. Petisi dan seruan dari para guru besar dan akademisi 50 kampus terkemuka harusnya jadi peringatan keras,” pungkas Muslim.

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi