Rabu, 01/05/2024 - 08:50 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMISYARIAH

MasyaAllah, Halal Value Chain Topang 23 Persen Ekonomi RI

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Bank Indonesia (BI) mengungkapkan ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) Indonesia pada 2023 melanjutkan pertumbuhan positif. Hal tersebut didorong oleh kinerja sektor unggulan halal value chain (HVC) yang tumbuh sebesar 3,93 persen secara tahunan.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Dalam Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023, tercatat secara keseluruhan sektor unggulan HVC menopang hampir 23 persen dari ekonomi nasional. Secara berurut dikontribusikan oleh sektor pertanian dan makanan dan minuman halal, pariwisata ramah muslim (PRM), dan fesyen muslim.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Pada tataran global, kinerja eksyar Indonesia juga mencatatkan kenaikan peringkat State of The Global of Islamic Economic (SGIE) menjadi peringkat ketiga pada tahun ini. Capaian tersebut menjadi intisari Buku KEKSI 2023 yang mengangkat tema Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional dan diluncurkan pada Senin (26/2/2024) di Jakarta.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Deputi Gubernur BI Juda Agung memproyeksikan pada 2024 eksyar akan tumbuh sebesar 4,7-5,5 persen secara tahunan. “Ini didukung dengan didukung pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah yang diprakirakan akan tumbuh pada kisaran 10-12 persen secara tahunan,” kata Juda, Senin (26/2/2023).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Kadin Sebut Banyak Perusahaan Kesulitan Bayar THR Pegawai

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Juda mengungkapkan hal tersebut sejalan dengan implementasi berbagai inisiatif strategis nasional seperti kewajiban sertifikasi halal sesuai mandat Undang-undang Jaminan Produk Halal dan inovasi pada sektor keuangan sosial syariah. Begitu juga dengan program kolaborasi antar kementerian dan lembaga, serta digitalisasi eksyar yang semakin masif.

Juda memastikan, Bank Indonesia berkomitmen melanjutkan kebijakan pengembangan eksyar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan sektor unggulan, khususnya sektor makanan dan minuman halal dan fesyen muslim. Lalu juga melalui penguatan keuangan komersial dan sosial syariah.

Lalu juga melalui pengembangan pasar uang syariah, melalui instrumen Sukuk Bank Indonesia (SUKB) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVNI). Selain itu juga melalui peningkatan literasi melalui penyelenggaraan Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) di tiga wilayah Indonesia mencakup regional Sumatra, kawasan Timur Indonesia, dan Jawa hingga Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang berskala internasional serta penguatan kepemimpinan di fora internasional.

Berita Lainnya:
Kalah dengan Produksi Luar Negeri, Manufaktur Indonesia Butuh Insentif Serius

Sementara itu, Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Friderica Widyasari Dewi turut menyampaikan dukungan OJK atas komitmen terwujudnya visi Indonesia menjadi pusat halal global dunia. Untuk mengoptimalkan multiplier effect dari eksyar, Friderica mengatakan OJK secara khusus telah menyiapkan beberapa program diantaranya Kelompok Kerja Literasi Dan Inklusi Keuangan Syariah (Pokja LIKS), Syariah Financial Fair (SYAFIF), Forum Edukasi dan Temu Bisnis Keuangan Syariah bagi santri UMKM (FEBIS), dan kolaborasi dengan Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS) beserta asosiasi dan industri jasa keuangan syariah.

Sejalan dengan itu, Staf Ahli Kementerian Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal, Arief Wibisono memaparkan ekonomi sosial syariah berperan besar dalam meningkatkan aspek kebermanfaatan eksyar bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. “Untuk itu, sinergi perlu terus didorong guna meningkatkan pertumbuhan eksyar yang semakin maju dengan fokus utama pada pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan,” ucap Arief.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi