Selasa, 30/04/2024 - 02:35 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

OTOMOTIF
OTOMOTIF

China akan Sumbang Lebih dari Seperempat Penjualan Mobil Listrik di Eropa pada 2024

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Kendaraan listrik buatan China akan menyumbang lebih dari seperempat penjualan kendaraan listrik di Eropa tahun ini, dengan pangsa negara tersebut meningkat lebih dari 5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Demikian menurut sebuah analisis dari Federasi Transportasi dan Lingkungan Eropa (T&E).

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Menurut laporan tersebut, sekitar 19,5 persen kendaraan listrik bertenaga baterai yang dijual di Uni Eropa tahun lalu berasal dari China, dengan hampir sepertiga dari penjualan di Prancis dan Spanyol merupakan kendaraan listrik yang dikirim dari negara Asia tersebut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Pangsa kendaraan buatan China di wilayah ini diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 25 persen pada tahun 2024, menurut penelitian T&E, karena merek-merek China seperti BYD meningkatkan ekspansi global mereka.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Meskipun sebagian besar kendaraan listrik yang dijual di Uni Eropa berasal dari merek-merek Barat seperti Tesla, yang memproduksi dan mengirimkan mobil listrik dari China, merek-merek China sendiri diperkirakan akan menguasai 11 persen pasar di kawasan ini pada tahun 2024. Pangsa tersebut dapat mencapai 20 persen pada tahun 2027, menurut prediksi T&E.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
KNKT Respon Bantahan PO Rosalia Soal Prosedur Penugasan Sopir Jadi Penyebab Kecelakaan

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Temuan ini muncul ketika Komisi Eropa menyelidiki subsidi yang diberikan kepada produsen kendaraan listrik di China untuk menentukan apakah mereka secara tidak adil melemahkan perusahaan lokal. Merek-merek non-China yang dikirim dari China, seperti Tesla dan BMW, dapat diikutsertakan dalam penyelidikan subsidi yang sedang berlangsung.

Menurut Tu Le, pendiri Sino Auto Insights, insentif yang diberlakukan di China pada awal 2010-an menyebabkan lonjakan startup dan peningkatan kapasitas sel baterai di negara tersebut, membuka jalan bagi kendaraan listrik yang terjangkau.

“Uni Eropa dan AS sangat jauh tertinggal karena mereka tidak memiliki kendaraan listrik berkualitas dengan harga terjangkau, karena produsen mobil lama baru fokus pada desain & rekayasa,” kata dia seperti dilansir CNBC, Kamis (28/3/2024).

T&E menyarankan agar tarif kendaraan listrik dinaikkan setidaknya 25 persen dari 10 persen saat ini, agar mobil listrik “menengah” seperti sedan dan SUV dari China menjadi lebih mahal dibandingkan mobil sejenis di Uni Eropa.

Berita Lainnya:
Mau Bawa Kendaraan Listrik Naik Kapal? Ini Aturan Keselamatannya

Namun, kelompok pembuat kebijakan tersebut mengatakan bahwa hal ini juga akan mengharuskan Eropa untuk menjadi lebih mandiri dalam produksi sel baterai untuk industri mobil listrik domestik.

“Teka-teki yang mereka hadapi adalah bahwa mereka tidak dapat membangun EV yang terjangkau (dan menguntungkan) tanpa baterai China, karena China jauh di depan Uni Eropa & AS dalam hal pertambangan mineral, penyulingan dan manufaktur,” kata Le dari Sino Auto Insights.

Menanggapi risiko kebijakan yang terkait dengan pengiriman mobil listrik buatan China ke Eropa, produsen yang berbasis di China seperti Tesla dan BYD telah meningkatkan upaya produksi di benua tersebut. Tesla berusaha memperluas pabrik perakitannya di Jerman, sementara BYD berencana untuk membangun pabrik di Hungaria.

“Tujuannya adalah untuk melokalisasi rantai pasokan kendaraan listrik di Eropa sambil mempercepat dorongan kendaraan listrik, untuk memberikan manfaat ekonomi dan iklim secara penuh,” ujar T&E dalam laporannya.

 

 

 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi