Selasa, 30/04/2024 - 19:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Flu Singapura Berbeda dengan Cacar Air, Orang Bisa Kena Berkali-kali

ADVERTISEMENTS

Bayi berusia satu tahun yang menderita hand, foot and mouth disease (HFMD) alias flu singapura dirawat di rumah sakit di Hanoi, Vietnam, 1 September 2011.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) berbeda dengan sariawan biasa meskipun sama-sama menyebabkan lesi di mulut. HFMD sering disebut sebagai flu singapura oleh masyarakat awam.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Sariawan biasa hanya di mulut, wujudnya hampir sama, maka kadang-kadang orang tua ke dokter anaknya nggak mau makan pas dilihat karena ada lesinya di mulutnya,” kata Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo Sp.A(K) dalam diskusi daring yang diikuti, Selasa (2/4/2024).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Lesi di mulut pada HFMD sama seperti sariawan yang juga dapat menyebabkan anak malas makan dan kesulitan menelan. Lesi dan lentingan juga bisa muncul di sekitar mulut bagian luar dan bibir.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Pertama di Dunia: Ibu Asal AS Pasang Alat Pompa Jantung, Jalani Transplantasi Ginjal Babi

Selain sariawan, penyakit lain yang juga kerap disamakan dengan flu singapura adalah cacar air dan campak. Namun, Prof Edi menegaskan bahwa keduanya berbeda dengan flu singapura dilihat dari lokasi munculnya lesi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

“Cacar air, lesinya di badan baru keluar, lesi lentingan tepi kulitnya merah kalau flu singapura tidak, dari lokasinya flu singapura paling sering di telapak kaki, telapak tangan, dan mulut, kalau cacar jarang di telapak tangan,” jelas dokter spesialis anak lulusan Universitas Gajah Mada ini.

Lesi atau luka pada kulit akibat lentingan pada kasus penyakit cacar bisa membekas pada kulit. Lain dengan halnya pada flu singapura, lesi akan hilang dengan sendirinya tanpa menyebabkan bekas.

Berita Lainnya:
Guru Besar UGM Sebut Anemia Aplastik Akibat Obat Jarang Terjadi

Hal ini karena lesi lentingan pada flu singapura tidak sedalam cacar yang bisa menembus hingga lapisan kedua jaringan kulit. Perbedaan lainnya, menurut Prof Edi, flu singapura tidak menyebabkan kekebalan dan bisa terkena kembali jika daya tahan tubuh menurun.

Itu juga pembeda flu singapura dengan cacar. Pada penderitanya, jika sudah terkena cacar maka tubuh bisa membentuk kekebalan, sehingga orang jarang bisa terkena kembali di kemudian hari.

“Virus ini tidak menyebabkan kekebalan, beda dengan cacar atau campak bisa kebal, tapi virus ini nggak, kalau musim ini kena besoknya bisa kena lagi kalau dia ada kontak, jadi masih bisa kena,” kata Prof Edi.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi