Malaysia Kutuk Serangan Israel yang Menewaskan Pekerja Organisasi WCK di Gaza

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

 KUALA LUMPUR — Malaysia mengutuk serangan udara oleh Israel yang menyebabkan kematian tujuh pekerja bantuan dari Organisasi World Central Kitchen (WCK) di Gaza, Palestina, pada Selasa (2/4/2024).

ADVERTISEMENTS

Kementerian Luar Negeri Malaysia (Wisma Putra) dalam pernyataan media dikeluarkan di Putrajaya, Rabu, mengatakan Malaysia memperhatikan dan turut berduka cita apabila WCK menangguhkan operasinya yang disebabkan oleh insiden tragis itu.

ADVERTISEMENTS

Penangguhan operasi WCK, menurut pernyataan itu, akan menghalangi usaha pemberian bantuan cepat, menambah kesengsaraan rakyat Palestina yang sedang bergulat dengan kelaparan dan penyebaran penyakit.

ADVERTISEMENTS

Serangan yang disengaja di bangunan Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, baru-baru ini serta serangan atas WCK sangat mengkhawatirkan. Rezim Israel harus mematuhi Resolusi 2728 untuk memastikan perlindungan dan bantuan sampai kepada rakyat Palestina.

ADVERTISEMENTS

Pernyataan itu juga menegaskan bahwa rakyat Palestina berhak mendapat dukungan teguh dan bantuan dari masyarakat internasional, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk berusaha secara kolektif mencari penyelesaian yang damai dan berkelanjutan terhadap krisis berkepanjangan di Gaza.

ADVERTISEMENTS

Sebanyak tiga warga negara Inggris, seorang warga Polandia, seorang warga Australia, seorang Palestina dan seorang yang memiliki dua kewarganegaraan Kanada dan Amerika Serikat, menjadi korban serangan itu.

ADVERTISEMENTS

Malaysia mengucapkan takziah kepada keluarga korban, pemimpin pemerintahan negara-negara yang berduka atas kehilangan warga negara dalam serangan yang tidak berperikemanusiaan itu.

ADVERTISEMENTS

Wisma Putra juga menegaskan bahwa Malaysia tetapi dengan dukungannya tidak berbelah terhadap perjuangan Palestina dalam mendapatkan kembali hak-hak mereka untuk berdiri sendiri, membangun Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat berdasarkan perbatasan pra-1967, dengan Baitul Maqdis Timur sebagai ibu kota negara Palestina dan diterima sebagai anggota penuh PBB.

ADVERTISEMENTS

sumber : ANTARA

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version