Selasa, 30/04/2024 - 14:31 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Ayah Bunda, Ini Bahayanya Jika Anak Mengalami Stunting

ADVERTISEMENTS

Keluarga (ilustrasi).

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Pakar nutrisi bayi dan anak RS Cipto Mangunkusumo Nita Azka Nadhira S.Gz mengatakan, penyebab stunting dikategorikan menjadi dua macam.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Yaitu asupan nutrisi yang kurang sehingga berat badan tidak bisa naik dan tumbuh kembang tidak seoptimal usianya. Kedua, ada kondisi yang menyebabkan kebutuhan asupan gizinya meningkat sehingga jika tidak terpenuhi anak masuk kategori stunting.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Peningkatan kebutuhan nutrisi biasanya terjadi pada anak yang mengalami penyakit jantung bawaan, alergi susu sapi, lahir dengan berat badan rendah atau infeksi seperti TBC. Kondisi itu menyebabkan asupan nutrisi anak tidak bisa mencukupi (adekuat) dengan memberatnya penyakit yang diderita anak.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Es Krim Magnum Almond di Inggris Ditarik, BPOM Tegaskan tak Ada Produk Itu di Indonesia

Kombinasi dua hal itu, kata Nita, menyebabkan anak stunting. Sehingga stunting tidak bisa hanya dikaitkan dengan tubuh pendek tapi banyak faktor seperti kemiskinan yang dapat berpengaruh pada anak nantinya ketika dewasa.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

Lulusan ilmu nutrisi dari Universitas Brawijaya Malang ini mengatakan, dampak anak yang mengalami stunting pasti memiliki imun tubuh yang lebih rendah dibandingkan anak yang sehat. Sehingga anak stunting lebih mudah mengalami infeksi.

Periode tumbuh kembangnya juga terhambat karena tubuhnya fokus menangani penyakitnya sehingga kapasitas otak tidak maksimal. Kondisi itu terlihatnya saat anak SD atau dewasa. Ternyata potensi kognitifnya rendah dan kemampuan fisiknya itu jauh berbeda dengan anak-anak seumurannya.

Berita Lainnya:
Ibu, Hindari Kesalahan ini Ketika Mengukur Balita

“Sedikit-sedikit sakit, pada saat dewasa kapasitas kerjanya cenderung lebih rendah sehingga kesulitan cari kerja dan jatuh ke kemiskinan lagi,” kata Nita.

Kerugian lain jika anak mengalami stunting pada saat kecil juga berisiko mengalami penyakit yang lebih berat pada saat dewasa nanti karena kebutuhan proteinnya kurang. Hal ini bisa menyebabkan penurunan oksidasi lemak sehingga lebih rentan mengalami akumulasi lemak sentral dan mengalami berbagai masalah kesehatan seperti diabetes, hipertensi, hingga gangguan reproduksi.

“Jadi stunting ini hasilnya tidak bisa kita lihat dalam waktu dekat jadi jangka panjang, pencegahannya pun sedini mungkin dan komprehensif bukan hanya sekedar bayi sudah lahir saja,” tutup Nita.

 

sumber : ANTARA

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi