Minggu, 05/05/2024 - 18:00 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Pertama di Dunia: Ibu Asal AS Pasang Alat Pompa Jantung, Jalani Transplantasi Ginjal Babi

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Seorang ibu asal New Jersey, Amerika Serikat yang hidupnya diprediksi tinggal beberapa pekan menjalani transplantasi ginjal babi dan operasi pemasangan alat bantu jantung. Ini merupakan operasi pertama di dunia yang membuat seseorang mengalami dua jenis tindakan medis tersebut.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Dari hari ke hari, ibu berusia 54 tahun bernama Lisa Pisano itu semakin menderita akibat gagal jantung kongestif dan penyakit ginjal. Dia tidak mungkin menjalani transplantasi organ tradisional.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Ketika Pisano kehabisan pilihan, dokter di NYU Langone Health, New York City, merancang operasi baru. Operasi ini bertujuan untuk mencangkokkan alat pompa mekanis untuk menjaga jantungnya tetap berdetak, dan beberapa hari kemudian mencangkokkan ginjal dari babi yang dimodifikasi secara genetik.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Operasinya berhasil dan ginjal barunya segera mulai mengeluarkan air seni, dan dokter menceritakan sorak-sorai syukur di ruang operasi. Pasien juga sudah mulai bisa berjalan, sesuatu yang hampir mustahil dilakukan sebelum prosedur dilakukan.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Pisano adalah pasien kedua yang menerima ginjal babi, setelah transplantasi penting di Rumah Sakit Umum Massachusetts Boston pada bulan lalu. Dia adalah orang pertama yang menjalani prosedur kombinasi implantasi jantung dan transplantasi organ hewan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Penyakit Mentalnya tak Bakal Sembuh, Wanita Belanda Pilih Jalani Euthanasia

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Saya berada di ujung tanduk. Saya hanya mengambil risiko. Dan tahukah kalian, skenario terburuknya, jika tidak berhasil untuk saya, mungkin akan berhasil untuk orang lain dan bisa membantu orang berikutnya. Ini sangat transformatif,” ujar Pisano, dikutip dari Daily Mail, Kamis (25/4/2024).

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 

Tim mencatat belum ada kasus yang terdokumentasi mengenai siapa pun yang memiliki alat pompa jantung mekanis yang menerima transplantasi organ dalam bentuk apa pun.

“Sungguh luar biasa mengingat pencapaian ilmiah yang telah menghasilkan kemampuan kita untuk menyelamatkan nyawa Lisa, dan apa yang kita upayakan untuk dilakukan sebagai masyarakat bagi semua orang yang membutuhkan organ yang dapat menyelamatkan nyawa,” kata direktur dari Pusat Penelitian Institut Transplantasi Langone NYU, dr Robert Montgomery.

“Hal ini tidak dapat dilakukan tanpa dedikasi dan keterampilan dari banyak dokter, peneliti, perawat, administrator kesehatan, dan tim perawatan perioperatif berbakat di NYU Langone Health, dan banyak pionir yang datang sebelum kami,” kata dia.

Sebelum menjalani prosedur tersebut, Pisano diketahui memiliki tingkat antibodi yang tinggi dan berbahaya terhadap jaringan manusia, sehingga sulit untuk menemukan antibodi yang cocok untuk transplantasi ginjal manusia. Namun, antibodinya tidak berbahaya bagi organ babi yang gennya telah dimodifikasi.

Berita Lainnya:
Gim Daring ini Disebut Berpotensi Diblokir, Apa Kata Garena Indonesia?

Pisano mengalami serangan jantung beberapa kali akibat kondisinya. Ia juga menjadi terlalu lemah, bahkan untuk bermain dengan cucu-cucunya.

“Dengan operasi ini saya bisa melihat istri saya tersenyum lagi,” kata sang suami, Todd Pisano.

Tidak ada cara untuk memprediksi kondisi jangka panjang Pisano, tetapi sejauh ini dia tidak menunjukkan tanda-tanda penolakan organ. Tim mencatat kelangsungan hidupnya dapat diukur dalam hitungan hari atau pekan. Prestasi pertama ini memerlukan serangkaian operasi selama sembilan hari.

 

Pada prosedur pertama, yang dilakukan pada 4 April 2024, ahli bedah menanamkan pompa jantung, yang juga dikenal sebagai alat bantu ventrikel kiri (LVAD). Ini membantu memompa darah dari ruang bawah jantung ke seluruh tubuh dan biasanya digunakan pada pasien yang tidak memenuhi syarat untuk transplantasi jantung.

 

Rata-rata, operasi ini memakan waktu sekitar empat hingga delapan jam. Pisano tidak memenuhi syarat untuk LVAD karena dia menjalani dialisis akibat gagal ginjal yang melemahkan tubuhnya. Namun, karena dia akan menjalani transplantasi ginjal babi, dokter melanjutkan prosedur LVAD.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi