Sabtu, 27/07/2024 - 12:16 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Bangun Kemampuan Literasi dan Numerasi Anak? Orang Tua dan Guru Bisa Lakukan Ini

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Anak Nasional 23 Juli 2024 dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Praktisi Pendidikan Galih Sulistyaningra mengatakan, kemampuan literasi dan numerasi lebih luas dari sekadar baca, tulis, dan hitung (calistung). Kemampuan dasar literasi dan numerasi itu bukan hanya berbicara soal angka dan huruf, tapi bagaimana mengerti dan memahami. Kemampuan literasi dan numerasi bahkan seharusnya menjadi pondasi sebelum anak calistung.

ADVERTISEMENTS
Selamat ulang tahun ke-57 Bapak Bustami, S.E., M.Si, Penjabat Gubernur Aceh

“Sebelum calistung, ada yang namanya ‘pra’. Seperti bagaimana caranya duduk yang benar, itu masuk dalam ‘pra’ membaca, menulis dan berhitung. Kemudian anak dikenalkan terhadap huruf dan kata-kata,” jelas Galih dalam siaran pers, Rabu (22/5/2024).

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Bhakti Adhyaksa 2024

Dia pun berbagi tips bagi orang tua yang ingin mulai memupuk kemampuan literasi anak-anak sejak dini melalui kemampuan memahami. Menurut dia, ada hal yang disebut sebagai ‘kesadaran cetak’ yang bisa mulai dari simbol atau gambar.

ADVERTISEMENTS
Selamat dan Sukses atas Perpanjangan masa Jabatan Muhammad Iswanto sebagai Pj Bupati Aceh Besar dari Bank Aceh Syariah

“Tipsnya, memulai dengan membaca gambar. Walaupun ada tulisannya, tapi membaca gambar. Kita bisa mulai dari gambar. Untuk buku anak usia dini, gambar lebih besar dan perlu bercerita,” ujar dia.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriah dari Bank Aceh Syariah

Sementara di sisi kemampuan numerasi, Galih melanjutkan, numerasi masih diasosiasikan dengan kemampuan matematis yang kompleks. Padahal numerasi bisa didorong dengan sebuah teknik bernama ‘one to one correspondence’.

Berita Lainnya:
Studi: Makanan Berbahan Kedelai Bantu Tingkatkan Kemampuan Berpikir Anak
ADVERTISEMENTS
Selamat HUT Bhayangkara ke-78 tahun dari Bank Aceh Syariah 2024

“Jangan hanya mengajarkan simbol angka. Kita harus ajarkan dengan benda konkret. ‘Satu’ itu satu benda, ‘dua’ itu dua benda. Sehingga anak terbiasa, jika angka semakin besar, maka jumlah semakin banyak,” kata Galih. 

ADVERTISEMENTS
Wifi Gratis untuk Rekening Baru di Bank Aceh Syariah

Kemudian, dia menyebutkan, kemampuan literasi dan numerasi memang harus dibangun tidak hanya dengan belajar membaca huruf, tapi juga melalui keterampilan melihat, mendengar, berbicara, dan menulis. Semua itu dapat dibangun melalui interaksi yang intens dengan guru maupun orang tua di rumah. Sehingga, dibutuhkan keterlibatan yang solid dari guru dan orang tua.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Salurkan 212 Ekor Hewan Kurban kepada Warga Aceh 2024

Salah satu fenomena yang banyak terjadi adalah keberadaan Pojok Baca yang seringkali hanya efektif menarik minat murid beberapa minggu saja, setelah itu ditinggalkan. Menurut dia, jika mau berkelanjutan, maka harus memanfaatkan buku fisik dan digital yang lebih banyak pilihan, yang sekarang banyak platform yang menyediakan buku-buku gratis.

ADVERTISEMENTS
Sukseskan Hari Indonesia Menabung (HIM) dari Bank Aceh Syariah - 1 Juli 2024

Misalnya, Kemendikbudristek menyediakan berbagai buku digital di platform Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI) yang bisa diakses gratis oleh murid maupun guru. Sementara untuk buku-buku bacaan berbahasa Inggris, terdapat platform penyedia bacaan gratis seperti Letsreadasia.org.

Berita Lainnya:
Agar Panjang Umur dan Sehat, Menkes Budi Gunadi Sadikin Anjurkan Ini kepada Warga

Sementara untuk peningkatan kemampuan numerasi, perlu skema pengajaran numerasi yang mengasyikkan, sehingga siswa tidak takut atau bahkan bisa menikmati pelajaran matematika. Salah satu inisiatif Kemendikbudristek dan Tanoto Foundation adalah mengembangkan skema sistem Guru Kreatif Matematika Asyik (Gureametiks).

Upaya meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi menjadi penting karenea melihat Education Landscape Study yang dijalankan oleh CIPS pada periode 2017-2023. Dari sana terlihat, salah satu permasalahan fundamental terkait sulitnya menaikkan capaian literasi dan numerasi siswa di sekolah dasar adalah cara mengajar guru yang belum mampu menangkap esensi literasi dan numerasi. 

Studi ‘Ada Apa dengan Numerasi di Indonesia (2024)’ bahkan menemukan beberapa fakta bahwa 75 persen guru ternyata kesulitan menghubungkan numerasi dengan dunia nyata. Selain itu, 59 persen sekolah tidak memiliki program numerasi yang terstruktur.

Krusialnya kemampuan literasi dan numerasi sudah menjadi salah satu fokus Tanoto Foundation melalui program PINTAR. Melalui Program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran), Tanoto Foundation berupaya meningkatkan pendidikan dasar di Indonesia.

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
Bahagia itu Sederhana dari Bank Aceh Syariah


Reaksi & Komentar

قَالَ هَٰذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ ۚ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِع عَّلَيْهِ صَبْرًا الكهف [78] Listen
[Al-Khidh r] said, "This is parting between me and you. I will inform you of the interpretation of that about which you could not have patience. Al-Kahf ( The Cave ) [78] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi