Sabtu, 27/07/2024 - 12:09 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Tak Setuju Musik Haram Mutlak, Begini Argumentasi Akal yang Disusun Imam Al Ghazali

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Anak Nasional 23 Juli 2024 dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA – Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan yang berkaitan dengan dalil seputar halalnya mendengarkan nyanyian.

ADVERTISEMENTS
Selamat ulang tahun ke-57 Bapak Bustami, S.E., M.Si, Penjabat Gubernur Aceh

Menurut ulama bergelar Hujjatul Islam Zainuddin al-Thusi ini, argumentasi hukum (nash) maupun dalil agama yang tegas adalah apa yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW, baik melalui perkataan maupun melalui perbuatannya. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Bhakti Adhyaksa 2024

Yang dimaksud dengan qiyas (analogi) adalah pengertian yang dipahami dari perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW. Apabila tidak ada nash dan qiyas terhadap nash, maka batallah perkataan mengenai haramnya sesuatu. 

ADVERTISEMENTS
Selamat dan Sukses atas Perpanjangan masa Jabatan Muhammad Iswanto sebagai Pj Bupati Aceh Besar dari Bank Aceh Syariah

“Tidak ada nash dan qiyas yang menunjukkan bahwa hukum mendengar nyanyian atau lagu religius itu haram. Dengan demikian, mendengar nyanyian demikian hukumnya boleh atau halal,” kata Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriah dari Bank Aceh Syariah

Kesimpulan dari perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW sebagaimana disebutkan di atas, bahwa makna kata “al-Ghina” berarti lagu atau nyanyian, termasuk sama atau nyanyian religius. Biasanya nyanyian berarti suara yang merdu. 

ADVERTISEMENTS
Selamat HUT Bhayangkara ke-78 tahun dari Bank Aceh Syariah 2024

Nyanyian atau suara yang merdu dapat dibagi menjadi dua, yaitu suara yang berirama dan suara yang tidak berirama. Suara yang berirama pun dibagi menjadi dua, yaitu suara yang dapat dipahami seperti syair atau puisi, dan suara yang tidak dapat dipahami seperti suara binatang dan bunyi barang keras yang jatuh, atau bergesekan, dan lain sebagainya. Adapun mendengar nyanyian yang merdu tidak bisa diharamkan karena suara yang merdu adalah halal menurut nash dan qiyas.

Berita Lainnya:
Marak Tipu-tipu Akhir Zaman, Tanda Kiamat Kecil, dan Peringatan Rasulullah SAW
ADVERTISEMENTS
Wifi Gratis untuk Rekening Baru di Bank Aceh Syariah

Sifat alami pancaindra  

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Salurkan 212 Ekor Hewan Kurban kepada Warga Aceh 2024

Telinga diciptakan oleh Allah SWT untuk mendengar alunan suara-suara yang merdu. Manusia memiliki akal dan lima pancaindera, dan masing-masing pancaindra memiliki sifat alami untuk mencerap sesuatu yang menyenangkan. 

ADVERTISEMENTS
Sukseskan Hari Indonesia Menabung (HIM) dari Bank Aceh Syariah - 1 Juli 2024

Sifat alami mata adalah untuk melihat. Mata menikmati kesenangan dengan cara memandang hal-hal yang indah, seperti berbagai jenis tumbuhan dan dedaunan yang hijau, air yang mengalir, dan wajah yang elok.

Dengan kata lain, setiap warna dan pemandangan yang indah adalah sesuatu yang menyenangkan bagi mata. Sebaliknya, setiap warna dan pemandangan yang buruk adalah sesuatu yang tidak menyenangkan bagi mata. 

Kemudian, hidung diciptakan untuk mencium. Hidung suka mencium bau-bauan yang harum dan wangi, dan tidak suka pada bau-bauan yang busuk, amis dan tidak enak. Begitu pula halnya dengan lidah. Lidah menyukai makanan yang enak, manis, dan berminyak (mengandung lemak) dan tidak menyukai makanan yang pahit dan tidak enak. 

Tangan menyukai sesuatu (permukaan) yang lembut, licin, dan halus, dan tidak menyukai sesuatu (permukaan) yang kasar dan tidak rata. Sedangkan akal merasa nyaman dengan ilmu dan pengenalan (ma’rifah) serta tidak menyukai kebutahurufan dan kebodohan. 

Maka demikian pula halnya dengan telinga. Suara yang didengar oleh indra pendengaran manusia dapat dibagi menjadi dua. Pertama, suara yang merdu, seperti suara burung murai dan bunyi serunai atau lagu-lagu merdu. Kedua, suara yang tidak disenangi, seperti suara keledai dan lain-lain.

Berita Lainnya:
Pasukan Islam Hancurkan Perpustakaan Alexandria?

Alquran dan hadits membolehkan kita mendengar suara yang merdu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ جَاعِلِ الْمَلٰۤىِٕكَةِ رُسُلًاۙ اُولِيْٓ اَجْنِحَةٍ مَّثْنٰى وَثُلٰثَ وَرُبٰعَۗ يَزِيْدُ فِى الْخَلْقِ مَا يَشَاۤءُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ 

. . . . Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Fatir Ayat 1)

Dalam Ihya Ulumuddin, dijelaskan bahwa ada yang mengatakan bahwa maksud dari kata “menambahkan” dalam ayat tersebut adalah “suara yang merdu.”

Rasulullah SAW bersabda: ما بعث الله نبياً إلا حسن الصوت “Allah SWT tidak mengutus seorang Nabi kecuali bersuara bagus.” 

Sabda Rasulullah SAW lainnya, “Siapa saja yang membaca Alquran dengan suara merdu, maka Allah SWT akan mendengarkan bacaannya lebih daripada seseorang mendengar nyanyian dari penyanyi (budak) wanitanya.” 

Ada sebuah riwayat yang memuji Nabi Daud Alaihissalam, bunyinya adalah: 

أنه كان حسن الصوت في النياحة على نفسه وفي تلاوة الزبور حتى كان يجتمع الغنس والجن والوحوش والطير لسماع صوته، وكان يحمل في مجلسه أربعمائة جنازة وما يقرب منها في الأوقات،”Sesungguhnya Nabi Daud Alaihissalam biasa bernyanyi dengan suara demikian merdu sehingga manusia, jin, binatang liar dan burung berkumpul bersama untuk mendengar suaranya itu. Hampir empat ratus jenazah dibawa ke hadapan Nabi Daud Alaihissalam dan beliau menyanyikan lagu-lagu dengan suara merdunya.”

ADVERTISEMENTS
Bahagia itu Sederhana dari Bank Aceh Syariah

1 2

Reaksi & Komentar

وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ ۖ فَمَن شَاءَ فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا ۚ وَإِن يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ ۚ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا الكهف [29] Listen
And say, "The truth is from your Lord, so whoever wills - let him believe; and whoever wills - let him disbelieve." Indeed, We have prepared for the wrongdoers a fire whose walls will surround them. And if they call for relief, they will be relieved with water like murky oil, which scalds [their] faces. Wretched is the drink, and evil is the resting place. Al-Kahf ( The Cave ) [29] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi