UPDATE

ISLAM
ISLAM

Hari Jumat, Hari Diciptakannya Nabi Adam dan Terjadinya Kiamat, Ustaz Mijaz: Saatnya Umat Islam Jadikan Jumat Lebih Bermakna

BANDA ACEH – Ustaz Dr. Mijaz Iskandar, Lc., LL.M mengingatkan umat Islam untuk memuliakan hari Jumat sebagai hari yang paling istimewa dan penuh rahmat. Pesan itu disampaikan dalam kajian rutin di Masjid Oman Al-Makmur, Banda Aceh, Kamis (6/11/2025) malam usai salat Magrib, dengan tema “Hikmah Hari Jumat dalam Pandangan Ibnul Qayyim.”

Dalam ceramahnya, Ustaz Mijaz mengutip penjelasan ulama besar Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dalam kitab Zād al-Maʿād fī Hadyi Khayr al-ʿIbād yang menegaskan bahwa hari Jumat adalah penghulu segala hari (sayyidul ayyām), sebagaimana Ramadan menjadi penghulu bulan dan Makkah menjadi sebaik-baik tempat di bumi.

“Pada hari Jumat, Allah menciptakan Nabi Adam ‘alaihissalām, memasukkannya ke dalam surga, dan pada hari itu pula beliau diturunkan ke bumi. Maka, hari Jumat adalah awal dari kisah kehidupan manusia,” jelas Ustaz Mijaz di hadapan jamaah.

Beliau menambahkan, dalam banyak hadis disebutkan pula bahwa hari kiamat akan terjadi pada hari Jumat, sebagai penutup dari perjalanan panjang kehidupan manusia.

Berita Lainnya:
Pentingnya Peradaban Kota dalam Pandangan Ibnu Khaldun dan Sirah Nabi

“Sebagaimana Allah memulai kehidupan manusia pada hari Jumat dengan penciptaan Nabi Adam, maka Allah juga akan menutupnya pada hari yang sama. Itu adalah tanda kesempurnaan hikmah Allah,” ujarnya.

Menurutnya, keterkaitan antara penciptaan Nabi Adam dan terjadinya kiamat menunjukkan keagungan dan keistimewaan hari Jumat, yang mengandung makna penciptaan, kehidupan, dan kebangkitan. Karena itu, umat Islam dianjurkan memperbanyak amal ibadah, doa, dan dzikir di hari tersebut.

Ibnul Qayyim dalam Zād al-Maʿād juga menegaskan bahwa hari Jumat merupakan waktu berkumpulnya umat Islam dalam ibadah yang paling besar, yaitu salat Jumat. Selain itu, terdapat waktu mustajab di mana doa seorang hamba tidak akan ditolak — sebagian ulama berpendapat waktunya antara dua khutbah, dan sebagian lainnya selepas salat Asar hingga terbenam matahari.

Wifi dan Charger Gratis dari Bank Aceh Syariah

“Hari Jumat adalah kesempatan berharga untuk memperbanyak doa, bershalawat, membaca surah Al-Kahfi, dan melakukan amal kebajikan. Dari Jumat ke Jumat berikutnya, Allah memberikan penghapusan dosa bagi hamba-Nya yang menjauhi dosa besar,” terang Ustaz Mijaz.

Berita Lainnya:
Prabowo Tetapkan Biaya Haji 2026, Ini Rincian per Embarkasi

Lebih lanjut, Ustaz Mijaz juga menganjurkan umat Islam di Aceh agar menjadikan hari Jumat lebih berkesan dan bernilai spiritual tinggi. Ia mencontohkan beberapa negeri di Malaysia seperti Kelantan dan Terengganu, yang menjadikan hari Jumat sebagai hari libur resmi, sehingga masyarakat memiliki waktu lebih luas untuk beribadah dan mempererat silaturahmi.

“Di Kelantan dan Terengganu, Jumat adalah hari istirahat dan ibadah. Masyarakat bisa salat Jumat dengan tenang, berzikir bersama keluarga, dan meluangkan waktu untuk kegiatan amal. Nah, bagaimana jika Aceh — yang dikenal sebagai Serambi Mekkah — juga menjadikan hari Jumat sebagai hari libur?” kata Ustaz Mijaz disambut antusias jamaah.

Menurutnya, wacana tersebut layak dipertimbangkan sebagai bentuk penguatan identitas syariat Islam di Aceh dan upaya meningkatkan kualitas ibadah masyarakat.

“Kalau Jumat menjadi hari libur, umat bisa lebih fokus beribadah, berdzikir, membaca Al-Qur’an, atau mengikuti majelis ilmu. Ini tentu sejalan dengan semangat penerapan nilai-nilai Islam di Aceh,” tutupnya.

Reaksi

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.